Dailykaltim.co, Penajam – Komisi III DPRD Penajam Paser Utara (PPU) menyoroti urgensi peningkatan pengelolaan sampah daerah seiring dengan lonjakan jumlah penduduk akibat kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Adjie Noval Endyar, anggota Komisi III, melontarkan pertanyaan kritis: apakah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada saat ini mampu menjawab kebutuhan masa depan?

“Kalau TPA kita bisa menjamin enggak sih untuk memenuhi pengelolaan sampah seluruh PPU ini? Karena kita tahu kan kehadiran IKN juga kan menambah jumlah penduduk kita,” ujarnya.

Isu pengelolaan sampah memang menjadi sorotan strategis dalam konteks PPU sebagai daerah penyangga IKN. Peningkatan populasi, mobilitas, dan aktivitas ekonomi tak terhindarkan akan memicu lonjakan produksi sampah. 

Menurut Adjie, jika tak segera diantisipasi dengan perencanaan matang dan eksekusi teknis yang memadai, PPU bisa kewalahan mengelola limbah domestik dan industri yang terus membesar.

Dalam kilas baliknya, Adjie mengungkap sebuah gagasan lama yang pernah ia saksikan secara langsung: pemanfaatan jurang di kawasan Silkar sebagai lokasi TPA yang ideal. 

“Dulu tahun 2007 ya kalau enggak salah. Itu saya sempat ngelihat mau bangun TPA di lokasi Silkar. Itu sangat memungkinkan, sangat bagus. Karena berupa jurang,”kenangnya.

Menurutnya, kondisi geografis Silkar yang berupa jurang alami sangat mendukung konsep pembuangan terbuka secara vertikal atau open dumping. Tapi bukan sembarang buang, konsep itu ia padukan dengan penerapan teknologi drainase modern agar tetap ramah lingkungan.

“Sampai saya katakan, kalau bisa di Silkar. Kalau di Silkar itu sangat bagus karena jurang open dumping dan itu bisa ditaruh dengan adanya namanya PVD, Pipe Vertical Drain,” ujarnya menekankan.

Teknologi PVD atau Pipe Vertical Drain yang ia maksud merupakan sistem drainase vertikal yang ditanam dalam, berfungsi menyalurkan air dan residu cair dari tumpukan sampah agar tidak merembes mencemari tanah. Dengan sistem ini, kata Adjie, risiko pencemaran bisa ditekan dan pengelolaan sampah lebih terkendali.

“Sehingga ketika terjadinya hujan, sampah-sampah itu kena hujan, otomatis yang namanya racun itu masuk jangan sampai ke tanah tetapi diusahakan jatuhnya ke pipa. Pipa itu ditanam ke dalam. Jadi yang sangat dalam,”jelasnya.

[RRI | ADV DPRD PPU]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version