Dailykaltim.co, Penajam – Di tengah derasnya arus pembangunan dan industrialisasi yang menggeliat di Penajam Paser Utara (PPU), pemerintah daerah tak ingin melupakan akar ekonomi masyarakat desa. Salah satu langkah konkret yang tengah didorong adalah pembentukan Koperasi Merah Putih, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025.
Namun lebih dari sekadar memenuhi target administratif nasional, Kepala Dinas KUKM Perindag PPU, Margono Hadi Sutanto, menekankan pentingnya fungsi sosial koperasi sebagai penyangga utama ekonomi rakyat.
“Perbedaan Koperasi Merah Putih ini, yang pertama adalah dari sisi nama. Yang kedua, harapannya koperasi ini menjadi solusi masyarakat desa,” ujar Margono.
Menurut dia, koperasi seharusnya tidak berhenti menjadi lembaga simpan pinjam atau sekadar wadah usaha kolektif. Filosofi koperasi, yang berbasis pada prinsip sukarela, partisipatif, dan keadilan sosial, harus dihidupkan kembali di desa-desa PPU. Sebab masih banyak masyarakat desa, khususnya petani, yang belum terlindungi secara ekonomi dalam praktik usaha mereka sehari-hari.
“Walaupun kita tahu koperasi itu bersifat sukarela dan terbuka, tetapi namanya koperasi adalah kesadaran bersama untuk melindungi kepentingan bersama,” jelasnya.
Salah satu persoalan klasik yang terus membayangi petani adalah jeratan rentenir. Praktik ini lazim ditemui dalam skema “bantuan modal tanam” yang ujungnya mencekik petani saat musim panen tiba. Margono menyebut, ketergantungan petani pada rentenir telah lama merusak daya tawar mereka terhadap harga komoditas.
“Contohnya, petani kita kadang masih terjerat rentenir. Maksudnya, rentenir itu kasih modal tanam, begitu panen, dia harus menjual ke rentenir itu,” kata dia.
Akibatnya, petani tidak bisa menentukan harga sendiri, bahkan dalam situasi pasar yang menguntungkan sekalipun. Sistem semacam ini menciptakan ketimpangan relasi ekonomi yang membuat petani selalu berada di posisi lemah.
“Akhirnya petani tidak memiliki nilai tawar untuk menentukan harga. Diharapkan koperasi inilah yang menjadi pemain utama,” tegas Margono.
Koperasi Merah Putih, dalam visi Margono, harus hadir sebagai alternatif nyata atas dominasi para tengkulak dan rentenir. Koperasi ini tidak hanya menawarkan keanggotaan, tetapi juga akses terhadap pembiayaan murah, distribusi hasil pertanian, hingga penguatan kelembagaan ekonomi desa. Dengan kekuatan kolektif, koperasi diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha yang lebih berkeadilan.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.