Dailykaltim.co
, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus memperkuat mitigasi bencana di wilayah-wilayah rawan, salah satunya di Desa Telemow, Kecamatan Sepaku. Kawasan ini sejak lama dikenal memiliki kontur lahan curam dengan risiko longsor yang tinggi, terutama pada musim hujan dan saat aktivitas pembangunan intensif dilakukan.

Menyadari potensi bahaya yang terus mengintai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU telah mengambil sejumlah langkah antisipasi konkret.

“Kalau di sana kan petanya sudah ada. Kami kan sudah mengajukan BNPB untuk membangun siring penahan longsor. Karena itu enggak bisa kalau dibiarkan, harus disiring,” ujar Kepala BPBD PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro.

Langkah itu, menurut Sukadi, menjadi penting karena Telemow memiliki beberapa titik kritis yang berdekatan dengan permukiman dan akses jalan umum. Setiap musim hujan, tanah di lereng berpotensi bergerak, menyebabkan ancaman bagi pengguna jalan dan warga sekitar. Terlebih, wilayah ini juga berada dalam koridor pengembangan yang mulai padat karena dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Tidak hanya menunggu respons dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD PPU juga telah melakukan intervensi awal melalui pemasangan rambu peringatan di lapangan. Sukadi menyebutkan bahwa timnya telah mendirikan sejumlah plang tanda bahaya longsor di beberapa titik yang dinilai paling berisiko.

“BPBD juga memberikan plang peringatan di pinggir jalan bahwa di sana merupakan kawasan yang rawan longsor. Kalau di Telemow, ada tiga titik yang dipasangi,” katanya.

Langkah itu dilakukan sebagai bentuk peringatan dini agar masyarakat maupun pengguna jalan lebih waspada saat melintasi kawasan tersebut. Plang peringatan juga menjadi penanda bagi instansi terkait untuk mempercepat tindak lanjut pembangunan fisik seperti siring penahan tanah.

 

Exit mobile version