Dailykaltim.co, Penajam – Di tengah upaya mempercepat eliminasi malaria sebelum 2030, Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) menggencarkan pendekatan berbasis komunitas dengan memperkuat keberadaan kader malaria populasi khusus, terutama di daerah-daerah terjauh dan paling sulit dijangkau.
“Kita juga ada kader malaria populasi khusus, yaitu kader MMP (Mobile Migrant Population) itu untuk menjangkau wilayah-wilayah terjauh dari PPU,” kata Harjito Ponco Waluyo, Penata Kelola Layanan Kesehatan Dinkes PPU, saat ditemui awal pekan ini.
Kader MMP bukanlah petugas kesehatan biasa. Mereka direkrut dan dilatih untuk bisa menjangkau kelompok-kelompok yang hidup atau bekerja berpindah-pindah—termasuk di kawasan hutan, perbatasan, dan daerah yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain. Fokus utamanya adalah menjangkau populasi migran dan masyarakat lokal di titik-titik rawan malaria.
“Termasuk wilayah-wilayah yang sulit akses misalnya di Sotek, Perbatasan Paser dan Kukar, Rico, dan Bukit Subur,” ujar Harjito. Kawasan ini, menurutnya, menjadi semacam kantong sisa penyebaran malaria di PPU karena keterpencilan lokasi dan tingginya mobilitas penduduk.
Dalam praktiknya, kader MMP melakukan penyuluhan, pemantauan kasus, dan distribusi perlindungan seperti kelambu atau larvasida. Mereka juga menjadi penghubung awal deteksi dini untuk melaporkan kasus yang muncul sebelum menjangkau fasilitas kesehatan formal. “Kemudian juga menjangkau kawasan yang berbatasan dengan Kukar, Balikpapan, baik itu dekat lembah bukit wain dan bukit bangkirai. Kita mungkin ada 50 kader yang aktif seluruh PPU,” jelas Harjito.
Dinas Kesehatan juga telah menyiapkan pengiriman massal kelambu untuk memperkuat intervensi pencegahan di tahun ini. Sebanyak 64.500 kelambu dijadwalkan akan didistribusikan pada tahun 2025 ke seluruh wilayah PPU. Fokusnya bukan hanya di kawasan endemis, tetapi juga di spot-spot rawan sebagai upaya pencegahan dini.
“Kita juga nanti di 2025 ini akan datang kelambu berjumlah 64.500, itu nanti dibagikan di seluruh kecamatan, termasuk di wilayah Kecamatan Sepaku seluruhnya. Kemudian di spot-spot yang masih ada kasus malarianya,” katanya.
Distribusi kelambu akan mencakup rumah tangga di daerah perbukitan, tepi hutan, dan komunitas padat yang sebelumnya teridentifikasi memiliki riwayat penularan malaria. Program ini dikombinasikan dengan surveilans aktif dan skrining migrasi yang telah dilakukan oleh Dinkes PPU bersama sektor terkait.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.