Dailykaltim.co, Bontang – Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kesehatan meluncurkan inovasi “Sinergi Bontang Peduli Tuberkulosis” yang dikemas dalam gerakan Kelurahan Siaga Tuberkulosis. Peluncuran program berlangsung di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Bontang Barat, Selasa, 16 September 2025. Langkah ini menjadi strategi pemerintah Bontang dalam memutus mata rantai penyebaran Tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi persoalan kesehatan serius.
Kegiatan tersebut dihadiri Ketua TP PKK Kota Bontang, lintas sektor, organisasi profesi, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari tiga kelurahan yang menjadi pilot project, yakni Telihan, Loktuan, dan Tanjung Laut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bontang, Nur Asmah, mengungkapkan bahwa jumlah kasus TBC terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Tercatat 933 kasus pada 2023, naik menjadi 934 kasus pada 2024, dan hingga Agustus 2025 sudah mencapai 654 kasus.
“Angka ini menjadi pengingat bahwa tugas kita belum selesai. Tugas kita adalah melakukan penemuan kasus, kemudian bersinergi dan berkolaborasi untuk menurunkan angka tersebut. Bukan hanya Dinas Kesehatan, tetapi seluruh elemen masyarakat, dari RT hingga tingkat kota,” tegas Nur Asmah.
Gerakan Kelurahan Siaga TBC dirancang sebagai basis edukasi, advokasi, dan dukungan bagi pasien TBC. Program ini melibatkan kader kesehatan, RT, tokoh masyarakat, serta organisasi profesi untuk melakukan pelacakan kasus, pendampingan pasien, hingga edukasi publik.
Pada tahap awal, program difokuskan di tiga kelurahan pilot project sebelum diperluas ke seluruh wilayah Kota Bontang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang, Bahtiar Mabe, menegaskan pentingnya peran serta semua pihak dalam menekan angka kasus TBC.
“Kita harus menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses, ramah, dan bebas dari stigma serta diskriminasi. Jangan takut untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika merasakan gejala TBC. Justru dengan deteksi dini, kita bisa mengobati lebih cepat dan memutus rantai penularannya,” ujarnya.
Bahtiar menambahkan bahwa TBC tidak hanya soal medis, tetapi juga berdampak sosial dan ekonomi. Karena itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam upaya penanganan.
Peluncuran program ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh tiga kelurahan lokus program bersama organisasi profesi kesehatan. Penandatanganan tersebut menjadi simbol komitmen kolektif dalam melawan TBC dan menghadirkan perubahan nyata di masyarakat.
Dengan hadirnya program “Sinergi Bontang Peduli Tuberkulosis”, pemerintah berharap seluruh elemen masyarakat, dari tingkat kelurahan hingga kota, dapat terus bersinergi dalam pencegahan, deteksi, pengobatan, serta edukasi berkelanjutan terkait TBC.
[UHD]
Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.