Dailykaltim.co, Penajam – Puncak kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memang telah berlalu, namun bukan berarti wilayah ini sepenuhnya bebas dari ancaman penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegyptitersebut. Justru di tengah tren penurunan kasus, satu kematian akibat DBD tercatat terjadi pada April lalu.

“Kasusnya ini yang paling banyak memang di Kecamatan Sepaku, masih banyak. Ini yang berobat di rumah sakit Sepaku ataupun yang berobat di Puskesmas Sepaku III,” ujar Penata Kelola Layanan Kesehatan Dinkes PPU, Harjito Ponco Waluyo.

Kecamatan Sepaku memang menjadi wilayah yang paling terdampak DBD di PPU, bahkan sejak tahun lalu. Namun, data terkini menunjukkan adanya tren penurunan kasus yang cukup signifikan sepanjang 2025.

“Secara keseluruhan dari tahun 2024 ke 2025 ini ada penurunan. Tahun 2025 ini mulai dari Januari 260, kemudian Februari tinggal 21, kemudian Maret ini ada 26, April ini ada 13 dan Mei ini ada 3,” jelas Harjito.

Penurunan kasus ini dianggap sebagai buah dari berbagai upaya preventif yang dilakukan pemerintah daerah, mulai dari fogging, promosi kesehatan, edukasi 3M (menguras, menutup, mengubur), hingga peningkatan kapasitas deteksi dini di layanan kesehatan tingkat pertama. Namun di balik kabar baik itu, tetap ada duka yang menyelimuti.

“Tetapi kemarin kita ada satu kematian di Puskesmas Petung di bulan April, ada satu kasus. Kasusnya memang ini KTP-nya bukan orang sini (PPU), cuma dia bekerja di sini ikut keluarganya, sudah dewasa usianya sekitar 45 tahun,” ucap Harjito dengan nada prihatin.

Pasien tersebut disebut memiliki riwayat paparan malaria dan bekerja di lingkungan hutan, yang turut memperburuk daya tahan tubuhnya. Meski bukan penduduk asli PPU, ia sempat menjalani perawatan di Puskesmas Petung sebelum akhirnya meninggal dunia.

“Dia pernah terpapar malaria juga, kemudian dia juga bekerja di dalam hutan,” tambah Harjito. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan dan pelacakan kontak, dipastikan bahwa penyebab kematian adalah DBD. 

“Untungnya hanya ada satu kasus itu saja, setelah kita kroscek ke sana belum ada juga laporan tambahan kasus, tetapi pemeriksaannya hasil akhirnya meninggal disebabkan DBD,” ujarnya.

[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version