Dailykaltim.co, Penajam – Di tengah upaya penguatan produksi perikanan budidaya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskan) mulai memetakan ulang keberadaan kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang tersebar di berbagai kecamatan.
Tujuannya bukan sekadar memperbarui angka, tetapi memastikan kelompok-kelompok yang tercatat benar-benar aktif dan produktif. Langkah ini dinilai penting untuk menentukan arah program pembinaan dan distribusi bantuan ke depan.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Lingkungan Diskan PPU, Musakkar, mengatakan bahwa pihaknya kini tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap data pokdakan yang ada.
“Terkait pokdakan, kita sedang evaluasi lagi. Memang kalau dilihat dari yang lama dan data yang baru, memang ada penambahan. Tetapi kita mengevaluasi apakah itu masih aktif semuanya,” ujar Musakkar.
Menurut dia, peningkatan jumlah kelompok secara administratif memang terlihat dari beberapa tahun terakhir. Namun, tidak semua kelompok yang terbentuk secara formal benar-benar menunjukkan aktivitas budidaya secara konsisten. Banyak di antaranya yang terbentuk untuk kepentingan program bantuan tertentu, lalu pasif setelah bantuan selesai disalurkan.
Musakkar menjelaskan bahwa data resmi yang hingga kini masih digunakan adalah data yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) terakhir pada 2022.
“Tetapi hingga saat ini, kami masih memakai data yang lama, ada sebanyak 472 pokdakan, berdasarkan SK terakhir di tahun 2022,” katanya.
Jumlah tersebut cukup besar dan mencerminkan potensi ekonomi perikanan budidaya yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan. Namun, keberadaan ratusan pokdakan itu juga menyisakan pertanyaan besar: seberapa banyak dari mereka yang masih benar-benar aktif dan berproduksi?
Salah satu karakteristik yang cukup umum, menurut Musakkar, adalah keberadaan pokdakan yang didirikan oleh nelayan tangkap yang juga menjalankan usaha budidaya sebagai kegiatan sampingan.
“Tetapi kalau pokdakan ini, ada juga sebagian yang dari nelayan tangkap, yang pekerjaan lainnya sebagai pembudidaya sebagai sampingan. Sampai saat ini, rata-rata pokdakan itu aktif,” katanya menjelaskan dinamika kelompok yang bercorak ganda.
Situasi tersebut tidak selalu menjadi kelemahan. Justru menunjukkan fleksibilitas ekonomi warga pesisir dalam memanfaatkan berbagai sumber daya laut dan darat secara bersamaan. Namun, dalam konteks pembinaan dan bantuan program, penting bagi dinas untuk memilah mana kelompok yang benar-benar terstruktur dan memiliki siklus produksi aktif, serta mana yang bersifat pasif atau hanya muncul sesekali.
“Kami sampaikan kepada Kepala Dinas untuk melakukan evaluasi kelompok-kelompok mana yang aktif dan mana yang pasif,” ujar Musakkar.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.