Dailykaltim.co, Penajam – Memasuki masa persiapan Idul Adha 1446 Hijriah, geliat perdagangan hewan kurban di Penajam Paser Utara (PPU) mulai menunjukkan pergerakan yang dinamis. Salah satu yang menjadi sorotan masyarakat adalah fluktuasi harga, terutama untuk komoditas utama seperti sapi.
Dinas Pertanian (Distan) mencatat bahwa sapi Bali masih menjadi jenis terbanyak yang dipasarkan di wilayah ini, meski sapi silangan mulai mendapat tempat dengan banderol harga yang jauh lebih tinggi.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan PPU, Ristu Pramula, menjelaskan bahwa jenis sapi yang beredar di lapangan didominasi oleh sapi Bali karena ketersediaannya yang cukup tinggi dan sudah lama dibudidayakan oleh peternak lokal maupun didatangkan dari luar daerah seperti Sulawesi dan Maluku.
“Sapi kita kebanyakan sapi Bali jenisnya, tetapi ada juga sapi silangan, cuma rupiahnya lebih tinggi, bisa di atas Rp25 juta,” ujar Ristu.
Sapi silangan yang dimaksud umumnya merupakan hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi unggul seperti Simental atau Limousin.
Jenis ini dikenal dengan postur tubuh lebih besar dan bobot daging lebih tinggi, sehingga menjadi pilihan bagi panitia kurban yang ingin menyembelih sapi berukuran jumbo. Namun begitu, harga menjadi faktor pembeda yang sangat mencolok.
“Kalau sapi Bali kisarannya sekitar Rp17–25 juta, itu harga taksiran,” tambah Ristu.
Menurutnya, harga tersebut sangat bergantung pada ukuran, kondisi fisik, usia sapi, serta lokasi penjualannya. Sapi yang dijual langsung di titik ternak biasanya sedikit lebih murah dibanding yang sudah berpindah ke titik jual atau pasar musiman.
Selain itu, faktor ongkos angkut dan pakan turut mempengaruhi harga akhir yang ditawarkan kepada konsumen.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.