Dailykaltim.co, Kukar – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah menghadiri panen madu kelulut di Sentra Madu Kelulut Dusun Tani Baru, Desa Tani Harapan, Kecamatan Loa Janan, pada Kamis, 6 Februari 2025. Kunjungan tersebut bertujuan memperkuat pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha peternakan lebah kelulut.

Kelompok Peternak Lebah Kelulut ASLI (Alami Sehat dan Lestari) mengelola sentra ini dengan dukungan PT Kutai Energi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Program tersebut dirancang agar masyarakat lebih mandiri dan sejahtera melalui budidaya lebah kelulut.

Saat kunjungan, Bupati Edi Damansyah menyaksikan langsung proses panen madu dari log atau sarang lebah menggunakan alat penyedot khusus. Ia juga mencicipi hasil panen yang disajikan dengan seduhan kopi hitam hangat oleh warga.

“Ternyata di Desa Tani Harapan ini ada inovasi baru, yaitu kopi yang dicampur dengan madu kelulut. Rasanya enak sekali! Saya mengajak masyarakat untuk datang langsung ke sini membeli madunya, lalu bisa diracik sendiri di rumah dengan kopi atau teh,” ujarnya.

Camat Loa Janan, Heri Rusnadi, mengapresiasi inovasi kopi madu kelulut yang dikembangkan kelompok peternak setempat. Menurutnya, inovasi ini berpotensi menjadi produk unggulan yang bisa dipasarkan lebih luas hingga luar daerah.

“Kami menyambut baik kegiatan ini. Pak Bupati juga senang dengan inovasi kopi madu kelulut ini. Beliau menyarankan agar produk ini bisa lebih dikenal, bahkan mungkin dibawa ke Tenggarong agar semakin banyak orang yang menikmatinya,” tuturnya.

Madu kelulut yang dihasilkan di Desa Tani Harapan telah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), serta sertifikasi halal, sehingga siap dipasarkan secara luas. Namun, tantangan terbesar masih terletak pada akses pasar yang lebih besar agar produk ini semakin dikenal.

Produksi madu kelulut di Desa Tani Harapan saat ini mencapai 150 liter per bulan dari sekitar 400 log yang dikelola. Madu kemasan 100 mililiter dijual seharga Rp60 ribu, sedangkan ukuran 250 mililiter dibanderol Rp150 ribu per botol. Dengan dukungan PT Kutai Energi dan pemerintah daerah, usaha ini diharapkan terus berkembang dan menjadi produk unggulan daerah.

Peternakan madu kelulut di Dusun Tani Baru semakin berkembang seiring peningkatan produksi dan perluasan pasar. Peternak yang sebelumnya menggunakan cara tradisional kini mulai menerapkan metode yang lebih modern dan efisien untuk memaksimalkan hasil panen.

Jumabir, Ketua Kelompok Ternak Madu Kelulut, mengungkapkan bahwa meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat madu turut membuka peluang usaha lebih luas.

“Dulu kami hanya memanen madu dalam jumlah kecil karena keterbatasan alat dan pengetahuan. Sekarang, setelah mendapatkan pelatihan dan dukungan alat, produksi kami meningkat dan pemasaran pun bisa lebih luas,” ungkapnya.

Saat ini, kelompok ternak telah berkembang dengan 30 anggota yang mengelola 315 log madu tersebar di berbagai lokasi di desa. Dengan teknik yang lebih efisien, setiap log mampu menghasilkan 1–2 liter madu dengan siklus panen dua kali dalam sebulan.

Meski demikian, cuaca masih menjadi tantangan utama. “Ketika cuaca tidak menentu, produksi madu menurun karena lebah menjadi lebih pasif dan menyimpan lebih banyak cadangan makanan di dalam sarang,” tambahnya.

Dalam pemasaran, para peternak mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas lokal yang membantu distribusi produk. Sutra, perwakilan Kelompok Wanita Tani (KWT), mengatakan madu kelulut semakin dikenal masyarakat lokal.

“Madu kelulut dikenal masyarakat setempat memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan pilek, serta sakit tenggorokan. Selama pandemi COVID-19, permintaan terhadap madu ini sempat meningkat tajam, hingga kami sebagai tim produksi juga kewalahan,” ujarnya.

PT Kutai Energi turut memberikan edukasi dan peningkatan kualitas produksi melalui program CSR. Parwito, Supervisor CSR (Ekonomi Kreatif) PT Kutai Energi, menekankan pentingnya pemahaman peternak tentang teknik budidaya hingga pemasaran.

“Kami juga terus memberikan support terhadap Kelompok Ternak Madu Kelulut untuk membantu para pelaku usaha agar lebih mandiri. Sampai saat ini, kami telah menyertakan kelompok ini dalam berbagai program mulai dari expo sampai program Kaltim Ekspor yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI) hingga didapatkan 14 pelaku usaha yang lolos sampai mendapatkan pelatihan dan pendampingan,” jelasnya.

Ke depan, para peternak madu kelulut di Desa Tani Harapan berencana meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan pemasaran. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dan produk alami, madu kelulut menjadi pilihan bernilai tinggi yang berpotensi membuka peluang pasar lebih luas bagi para peternak.

[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version