Dailykaltim.co, Bontang – Upaya Pemerintah Kota Bontang dalam menjaga kestabilan harga pangan terus berlanjut. Melalui Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3), pemerintah menggelar kembali Gerakan Pangan Murah (GPM) yang berlangsung pada Selasa, 29 Juli 2025, di halaman parkir Gedung MTQ Stadion Besai Berinta.

Kegiatan ini dibuka oleh Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, didampingi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala DKP3 Achmad Aznem, Camat Bontang Utara Muhammad Nur, serta perwakilan dari Bank Indonesia.

Sedikitnya 1.200 sak atau setara 6 ton beras medium dijual dalam program ini dengan harga Rp 60 ribu per sak—jauh di bawah harga pasar yang berkisar antara Rp 80 ribu hingga Rp 85 ribu. Panitia juga menyediakan 250 kilogram beras premium. Selain beras, tersedia bahan pokok lain dengan harga terjangkau, seperti gula pasir seharga Rp 18.500 per kilogram (dibanding harga pasar Rp 20-21 ribu), tepung terigu Rp 11 ribu per kilogram (harga pasar Rp 14 ribu), dan telur ayam Rp 53 ribu per piring, lebih murah sekitar Rp 5 ribu dari harga pasaran. Produk telur disuplai oleh pemasok lokal, Berkat Telor.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3, Debora Kristiani, menyampaikan bahwa tingginya minat masyarakat menyebabkan stok cepat terserap. Untuk menjaga ketertiban, pembelian diatur menggunakan sistem kupon, maksimal dua kupon per orang. Barang belanjaan kemudian diambil langsung dari truk logistik yang difungsikan sebagai gudang sementara.

Sebelum meninjau lokasi, Wali Kota Neni menyampaikan pentingnya pengelolaan pangan secara bijak oleh masyarakat.

“Jangan boros pangan. Program pangan murah ini merupakan intervensi Pemkot melalui subsidi transportasi agar harga pangan di Bontang bisa ditekan. Tujuannya supaya masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau,” ujarnya.

Ia memastikan kegiatan serupa akan kembali digelar dua bulan mendatang. Namun, ia menekankan pentingnya pemerataan distribusi pangan murah bagi seluruh warga.

“Jangan sampai yang mendapatkan pangan murah orangnya itu-itu saja. Harus bergiliran, supaya semua warga kebagian,” tegasnya.

Lebih lanjut, Wali Kota Neni juga menyampaikan rencana strategis pemerintah untuk membangun gudang penyimpanan Bulog di Kota Bontang.

“Proses tender akan dilakukan akhir tahun ini. Pembangunan dimulai tahun 2026, dan nantinya Bontang akan menjadi pusat interliner beras dan kedelai. Dengan begitu, stok dan harga sembako akan lebih stabil,” pungkasnya.

Inisiatif ini menjadi salah satu langkah konkret pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan pangan lokal serta mengurangi tekanan harga bahan pokok di tengah tantangan ekonomi nasional.

[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version