Dailykaltim.co – Kepala Badan Karantina Nasional (Barantin), Sahad M. Pangabean, menyatakan bahwa anggur Shine Muscat yang diimpor dari Cina dan Thailand aman dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Jakarta pada Senin, 4 November 2024, guna menjawab kekhawatiran tentang residu pestisida pada anggur impor tersebut.

Sahad menjelaskan bahwa Badan Karantina Nasional menerapkan pengawasan ketat terhadap pangan segar asal tumbuhan (PSAT) yang masuk ke Indonesia, termasuk anggur Shine Muscat.

“Pengawasan kami mencakup pemeriksaan dari negara asal, di perbatasan, hingga titik pemasukan di Indonesia seperti pelabuhan dan bandara. PSAT yang masuk ke Indonesia, termasuk anggur Shine Muscat, harus melalui pemeriksaan ketat untuk berbagai cemaran, seperti mikotoksin, mikroba, logam berat, dan residu pestisida,” ujarnya.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, Barantin bertugas mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK), hama penyakit hewan (HPHK), dan hama penyakit ikan (HPIK) yang berpotensi mengancam kesehatan masyarakat dan lingkungan. Setiap impor PSAT diwajibkan memiliki dokumen prior notice dan sertifikat analisis dari laboratorium terakreditasi Barantin, dengan 20 laboratorium di China yang telah disetujui untuk menguji keamanan anggur sebelum pengiriman ke Indonesia..

Barantin memastikan semua dokumen sesuai dengan standar keamanan. Sampel anggur Shine Muscat yang masuk ke Indonesia juga diuji untuk memastikan keamanannya, dengan hasil yang sejalan dengan pengujian otoritas di Malaysia dan Singapura.

“Pada 2024, kami telah menguji 773 sampel anggur untuk parameter pestisida, dan hasilnya menunjukkan bahwa residu yang terdeteksi berada di bawah ambang batas yang diizinkan atau bahkan tidak terdeteksi,” tambah Sahad.

Barantin menetapkan standar keamanan pangan berdasarkan regulasi internasional seperti Codex dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Saat ini, lebih dari 80 jenis pestisida memiliki batas maksimum yang telah ditetapkan untuk memastikan keamanan buah impor. Jika hasil pengujian menunjukkan cemaran di atas ambang batas, produk tersebut akan ditolak atau dimusnahkan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratorium terhadap 350 sampel anggur. Berdasarkan hasil tersebut, 90 persen dari anggur Shine Muscat negatif residu pestisida, sementara 10 persen terdeteksi positif dengan kadar yang masih di bawah batas maksimum residu (BMR).

“Kami juga telah melakukan uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada anggur ini. Hasilnya menunjukkan 219 senyawa negatif dan 21 senyawa terdeteksi mengandung residu, tetapi kadar yang terdeteksi masih sangat jauh di bawah BMR,” kata Arief.

Arief menegaskan tidak ditemukan senyawa berbahaya seperti klorpirifos dan endrin aldehyde yang sempat diberitakan di Thailand. Ia mengingatkan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas jika produk tidak aman ditemukan beredar.

Dalam konferensi pers tersebut, hadir Kepala BPOM, Taruna Ikrar, bersama pejabat dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Barantin, BPOM, serta perwakilan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian dari berbagai daerah yang bergabung secara daring.

[UHD]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version