Dailykaltim.co – Pemerintah kembali menegaskan komitmen dalam memperkuat pengelolaan keanekaragaman hayati melalui peluncuran tiga dokumen strategis terbaru. Kementerian PPN/Bappenas bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH merilis Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2024, Status Keanekaragaman Hayati Ekoregion Sumatra, dan Status Keanekaragaman Hayati Ekoregion Sulawesi.
“Indonesia memiliki panduan besar, IBSAP 2025–2045, yang selaras dengan RPJPN, RPJMN, dan komitmen global melalui Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework. Dokumen ini berfokus pada tiga tujuan utama: melestarikan ekosistem, memanfaatkan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, dan memastikan penerapan melalui mekanisme yang tepat,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dalam sambutannya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Peluncuran ini menjadi langkah penting untuk mengintegrasikan data biodiversitas nasional. Dokumen tersebut diharapkan memperkuat implementasi Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025–2045 serta mendukung agenda RPJMN 2025–2029. Fokus kebijakan diarahkan pada penerapan ekonomi hijau dan biru yang menempatkan keanekaragaman hayati sebagai modal utama pembangunan berkelanjutan.
Sebagai negara mega-biodiversity, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan kekayaan hayati sebagai fondasi pembangunan nasional sekaligus menjaga komitmen terhadap konservasi global.
Buku Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2024 mencatat pembaruan taksonomi yang memuat sekitar 31.031 spesies flora, 744.279 spesies fauna, serta 14.580 spesies mikroorganisme.
Sementara itu, Buku Ekoregion Sumatra mendokumentasikan 10.159 spesies flora dan 5.179 spesies fauna terestrial, termasuk mamalia, aves, reptil, amfibi, hingga insekta endemik.
Adapun Buku Ekoregion Sulawesi menyoroti kekayaan hayati khas Sulawesi dengan lebih dari 7.036 spesies flora dan 6.214 spesies fauna, yang sebagian besar merupakan spesies endemik hasil interaksi biota Asia dan Australia-Papua.
Strategi pengelolaan biodiversitas diarahkan pada penguatan bioprospeksi berbasis inovasi dan teknologi, pengembangan bioekonomi, hilirisasi komoditas lokal unggulan secara berkelanjutan, serta pemanfaatan jasa ekosistem seperti air, jasa lingkungan, dan ekowisata.
Setiap ekoregion memiliki karakteristik unik. Sumatra dikenal dengan hutan hujan tropis dan ekosistem gambut, sementara Sulawesi memiliki padang lamun serta kawasan karst yang bernilai ekologi tinggi.
Peluncuran tiga dokumen strategis ini dipandang sebagai momentum penting dalam memadukan informasi biodiversitas nasional secara menyeluruh. Data yang terkumpul diharapkan mendukung perumusan kebijakan berbasis sains, memperkuat kolaborasi antarinstansi, dan mendorong Indonesia menuju Visi Indonesia Emas 2045.
“Peluncuran dokumen ini adalah langkah awal penting membangun integrasi data keanekaragaman hayati, sekaligus komitmen menjaga kehidupan Indonesia dan kelestarian dunia,” tutup Menteri Rachmat Pambudy.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.