Dailykaltim.co, Penajam – Penyebaran nyamuk Anopheles, vektor utama penular malaria, menjadi fokus utama Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara (PPU) dalam strategi eliminasi penyakit tropis tersebut. Wilayah PPU, yang secara geografis berbatasan langsung dengan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), kini tengah menjalani fase kritis pengawasan populasi nyamuk malaria menyusul masifnya mobilisasi manusia dan pembangunan di kawasan tersebut.

“Jadi pada awal sebelum penetapan IKN, pemetaan Anopheles-nya itu sudah semua diambil sampelnya,” ujar Harjito Ponco Waluyo, Penata Kelola Layanan Kesehatan Dinkes PPU, saat dikonfirmasi mengenai progres pemetaan vektor penyakit di wilayahnya.

Pemetaan ini bukan dilakukan secara serampangan. Melainkan dengan pendekatan surveilans entomologis menyeluruh. Dinkes PPU, bekerja sama dengan tim teknis dari provinsi dan pusat, menggelar pengambilan sampel dari berbagai habitat alami dan buatan, mulai dari rawa, genangan air hujan, hingga saluran tambak di pesisir dan pedalaman.

Temuan utama dari pemetaan itu menunjukkan bahwa PPU menjadi habitat bagi 13 jenis nyamuk Anopheles. Dari belasan spesies tersebut, satu nama mencuat sebagai ancaman dominan: Anopheles balabacensis.

“Kita di PPU ini ada 13 jenis Anopheles termasuk yang sering muncul Anopheles balabacensis, itu ditemukan hampir di semua titik,” kata Harjito.

Nyamuk jenis ini dikenal sebagai vektor utama malaria di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Kalimantan. Ia memiliki kemampuan bertahan hidup di berbagai tipe lingkungan dan aktif menggigit manusia, terutama pada malam hari di luar ruangan. Persebarannya yang merata di wilayah PPU memunculkan urgensi baru bagi penanganan malaria, terlebih dalam konteks pembangunan IKN.

Wilayah-wilayah yang menjadi titik temuan Anopheles balabacensis tersebar dari pesisir hingga perbatasan hutan lindung, termasuk Bukit Bangkirai, Semoi II, Bumi Harapan, Maridan, hingga Sotek. Kawasan ini secara topografis terdiri dari lanskap perbukitan, rawa, dan daerah aliran sungai yang cocok menjadi habitat larva nyamuk.

“Itu ditemukan hampir di semua perbatasan termasuk di Bukit Bangkirai, Semoi II, Bumi Harapan, Maridan, dan Sotek itu sudah kita ambil semua sampelnya,” ungkap Harjito.

Bahkan wilayah Babulu, yang lebih dikenal sebagai kawasan pertanian dan tambak, tidak luput dari jangkauan survei.

“Termasuk juga kemarin yang di kawasan Babulu (pengambilan sampel Anopheles),” tambahnya.

[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version