“Pompanisasi ini akan meningkatkan produktivitas. Petani tadi menyampaikan di sini hanya panen sekali, padahal tanahnya subur karena airnya enggak ada. Dengan pompa ini sudah nanam yang kedua. Kita harapkan nanti bisa masuk penanaman yang ketiga,” ungkap Presiden Jokowi.
Presiden menjelaskan bahwa program pompanisasi juga merupakan langkah antisipatif pemerintah menghadapi kemungkinan kekeringan yang berkepanjangan di masa depan.
“Artinya, dari satu panen minimal bisa dua, kalau bisa tiga. Ini akan meningkatkan produktivitas beras kita secara nasional,” ujar Presiden.
Program ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan perubahan iklim global.
“Arahnya ke sana dan juga untuk mengantisipasi kekeringan panjang yang terjadi di semua negara,” lanjut Presiden.
Presiden Jokowi menekankan bahwa swasembada pangan merupakan proses panjang yang dipengaruhi oleh faktor iklim yang tidak menentu. Tidak hanya di Indonesia, faktor iklim juga mempengaruhi produktivitas pangan di seluruh dunia.
“Iklim sangat mempengaruhi produktivitas pangan di semua negara,” tutur Presiden.
Pemerintah, melalui Kementerian Pertanian, melaksanakan program pompanisasi di seluruh wilayah Indonesia. Di Kabupaten Bantaeng, pemerintah telah menyalurkan 80 unit pompa dari total 150 unit pompa yang dibutuhkan.
“Keperluannya 150, tadi Pak Bupati menyampaikan butuhnya 150. Sudah diberikan 80 pompa,” ujar Presiden.
[RRI]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.