Dailykaltim.co, Penajam – Di tengah upaya penanggulangan bencana yang terus ditingkatkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menghadapi tantangan serius berupa keterbatasan sarana dan prasarana. 

Meski memiliki sumber daya manusia yang sudah memadai, BPBD PPU masih sangat membutuhkan dukungan peralatan, terutama tangki air dan speed boat. 

Keterbatasan ini berpotensi menghambat respons BPBD dalam menangani bencana, seperti kekeringan dan situasi darurat di perairan.

Kepala BPBD PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, menjelaskan bahwa ketiadaan sarana pendukung seperti tangki air dan speed boat menjadi hambatan utama dalam mempercepat penanganan di lapangan. 

Meskipun personel BPBD dinilai sudah cukup untuk menjalankan tugas, mereka sering kali mengalami kesulitan karena kurangnya peralatan yang memadai.

“Selama ini penanganannya dilakukan BPBD dengan keterbatasan alat, jadi memang itu menjadi tantangan. Kalau dari sisi sumber daya manusia, kami sudah cukup,” ujar Sukadi. 

Ia menekankan bahwa tanpa dukungan sarana yang memadai, petugas di lapangan tidak dapat memberikan respons cepat dan optimal saat menghadapi kondisi darurat.

Dalam penanganan kekeringan, misalnya, ketersediaan tangki air sangat krusial. BPBD membutuhkan tangki air untuk mendistribusikan air bersih bagi masyarakat di daerah-daerah terdampak. 

Keterbatasan tangki air memaksa petugas untuk melakukan distribusi dengan alat seadanya, yang tentunya kurang efektif. 

“Yang kami butuhkan saat ini yaitu sarana untuk pencarian di laut. Kami tidak punya speed boat yang memadai. Kemudian, sarana untuk air bersih, karena tangki air sangat diperlukan untuk keperluan masyarakat jika terjadi kekeringan,” jelasnya.

[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version