Dailykaltim.co, Penajam – Kawula muda di Penajam Paser Utara (PPU) mengadakan sebuah Diskusi Daerah yang diberi nama “Ngode” dengan tema yang menggugah, yakni Diskusi Refleksi 22 Tahun PPU pada Kamis (28/3/2024) di Kecamatan Waru.

Perhelatan tersebut berhasil menyedot perhatian sejumlah tokoh penting, di antaranya Harimuddin Rasyid selaku Ketua Tim Sukses Pemekaran PPU, Hamdam Pongrewa yang juga Mantan Bupati PPU, dan  Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar. 

Harimuddin Rasyid, seorang figur yang dikenal sebagai Ketua Tim Sukses Pemekaran Penajam Paser Utara (PPU), adalah sosok yang memiliki peran penting dalam proses pembentukan PPU. 

Dengan penuh semangat, Rasyid mengawali narasinya dengan mengingatkan para hadirin tentang masa-masa awal yang penuh tantangan dan perjuangan. Dia menggambarkan bagaimana ide pemekaran PPU tidak lahir begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang dan melelahkan.

Menurut Rasyid, sebelum menjadi sebuah kabupaten mandiri, wilayah PPU dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Paser. Namun, keinginan untuk memperjuangkan kepentingan lokal dan meningkatkan pelayanan publik di wilayah tersebut menjadi pendorong utama bagi para pemerhati dan pemimpin masyarakat untuk memperjuangkan pemekaran.

Rasyid dengan lugas menjelaskan bagaimana para tokoh masyarakat, termasuk dirinya sendiri, bersama-sama melakukan kampanye, menggalang dukungan, dan merumuskan strategi untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Dia menggambarkan bagaimana proses komunikasi, negosiasi, dan diplomasi menjadi kunci dalam memenangkan dukungan dari berbagai pihak, baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Puncak dari perjuangan tersebut terjadi ketika upaya pemekaran PPU berhasil disetujui oleh pemerintah pusat,” tegasnya. 

Rasyid dengan bangga menceritakan momen-momen haru dan sukacita saat wilayah PPU resmi menjadi sebuah kabupaten yang mandiri, dengan segala potensi dan tantangannya.

Namun, Rasyid juga tidak lupa untuk mengingatkan bahwa perjalanan PPU sebagai kabupaten yang baru terbentuk tidaklah mudah. Dia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari masalah administratif hingga pembangunan infrastruktur yang masih memerlukan perhatian serius.

Meskipun demikian, Rasyid menegaskan bahwa semangat perjuangan dan komitmen untuk memajukan daerah tetap menyala terus dalam diri para pemimpin dan masyarakat PPU. Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah.

Dalam kesempatan yang sama, Hamdam Pongrewa, sosok yang dikenal sebagai sosok berkharisma dan memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan daerah, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan diskusi tersebut. 

“Kegiatan ini semoga bisa menjadi harapan, jika ada kesempatan seperti ini dapat memberikan manfaat serta menjadikan kita dapat berfikir secara konstruktif dan lebih solutif,” ujarnya dengan penuh semangat.

Dirinya juga menyoroti perayaan ulang tahun ke-22 Kabupaten PPU, menyebutnya sebagai usia yang cukup dewasa. 

“Usia ke-22 ini jika diidentikan dengan manusia saya kira ini usia yang cukup dewasa dan diberikan tanggung jawab,” tambahnya, menggambarkan pentingnya momen tersebut dalam perjalanan Kabupaten PPU.

Mantan Bupati juga mengingatkan perjalanan panjang PPU sejak awal pemekarannya. Ia menyebut bahwa ketika dirinya pertama kali di Benuo Taka pada tahun 1999, ia menemukan banyak masyarakat yang hidupnya masih nomaden atau berpindah-pindah.

“Alhamdulillah sekarang sudah bisa kita pastikan tidak ada yang nomaden, mereka sudah bisa hidup dengan mata pencaharian yang sekarang,” ucapnya dengan rasa syukur.

Dalam konteks pengembangan daerah, Pongrewa menegaskan pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM). Menurutnya, dengan memiliki SDM yang unggul, PPU dapat menggenjot citranya sebagai daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN). 

“Serambi nusantara itu kata kuncinya adalah SDM, SDM itu yang mesti ditingkatkan. Itu yang bisa menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan SDM yang unggul,” sahutnya. 

Sementara itu, Sekda PPU, Tohar, mengambil kesempatan untuk memaparkan bagaimana proses terbentuknya Kabupaten ini. Dengan pengalamannya sejak tahun 1994 menginjakkan kaki di PPU, jauh sebelum pemekaran, Tohar menggambarkan kondisi infrastruktur yang belum memadai pada masa tersebut. 

“Pada waktu remaja yang menjelang dewasa ini kita telah memasuki pasang surutnya pemerintahan,” ujarnya.

Tohar juga menyoroti pentingnya merawat kemajemukan yang ada di PPU. Ia juga menekankan pentingnya sikap toleransi dalam mengelola keragaman budaya yang ada di daerah dengan maskot Rusa Sambar ini. 

“PPU ini jauh sebelum IKN hadir sudah sangat heterogen. Hal yang biasa, tinggal kita menyikapi bagaimana ketika perbedaan kultur itu ada, tetapi kita perlakukan dengan baik,” tandasnya.

Suasana peserta yang hadir meramaikan kegiatan diskusi. (Istimewa)

Diskusi ini juga memberi kesempatan bagi warga setempat untuk berpartisipasi aktif. Eko, warga Kecamatan Waru, menyampaikan pertanyaan serta harapannya terkait pembangunan daerah.

Terkait dengan pembangunan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Eko menyampaikan kekhawatirannya terhadap keberlangsungan UMKM lokal. 

“Harapan kami kalau memang mau mensejahterakan UMKM yah merata, jangan sampai membuat kebijakan yang malah menghancurkan UMKM lainnya,” ungkapnya.

Menyikapi hal tersebut, Sekda PPU, Tohar, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung UMKM lokal. 

“Ini menjadi catatan penting bagi kita,” katanya. 

“Akan dicari solusi untuk bagaimana caranya kawan-kawan UMKM kita yang ada di kecamatan Waru dan Babulu itu mendapat dukungan yang positif dari Pemda,” tambahnya.

Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, Tohar menyampaikan kemungkinan adanya kebijakan serupa dengan pembangunan pusat UMKM seperti di Alun-alun Pemkab PPU untuk wilayah lain seperti Waru dan Babulu. 

“Tidak ada salahnya kita kedepan membuat hal yang sama atau relatif serupa dengan alun-alun untuk kita letakkan di Waru dan Babulu,” ujarnya, memberi gambaran tentang upaya konkrit yang akan dilakukan pemerintah daerah.

Diskusi ini menandai langkah awal kawula muda PPU dalam memahami sejarah dan tantangan pembangunan daerah mereka. Dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan solusi yang dihasilkan mampu memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat PPU.

 

[RRI]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

 

Exit mobile version