Dailykaltim.co, Bontang – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Bontang menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting Tahun 2025 di Aula BPU Kelurahan Kanaan. Kegiatan ini menjadi wadah penting untuk membahas secara menyeluruh upaya penanganan dan pencegahan stunting di tingkat daerah.

Forum tersebut menghadirkan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni sebagai narasumber utama. Dengan latar belakang sebagai tenaga medis, Neni memaparkan kondisi kesehatan ibu dan anak yang erat kaitannya dengan penurunan angka stunting. Kegiatan juga melibatkan dokter spesialis, psikolog, ahli gizi, dan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berperan langsung dalam pendampingan lapangan.

Dalam paparannya, Wali Kota Neni mengingatkan bahwa meskipun data menunjukkan tren penurunan kasus stunting dalam delapan bulan terakhir, seluruh pihak tidak boleh cepat berpuas diri. Ia menegaskan pentingnya menjaga konsistensi dalam upaya penurunan stunting agar target nasional dapat tercapai.

“Penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi gerakan bersama. Kita harus mulai dari diri sendiri, lingkungan terkecil, dan memastikan budaya bersih serta perilaku sehat berjalan konsisten,” tegas Neni.

Ia menyoroti pentingnya fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai masa krusial dalam menentukan status gizi dan kesehatan anak. Menurutnya, pemberian makanan tambahan tidak akan optimal jika tidak diiringi dengan perbaikan sanitasi dasar, seperti penyediaan jamban sehat dan akses air bersih bagi masyarakat.

Selain itu, Neni juga menyinggung tantangan baru di era digital yang memengaruhi pola asuh anak. Ia mengingatkan orang tua agar lebih bijak dalam mengawasi penggunaan gawai dan paparan konten digital. Pengawasan yang baik, katanya, menjadi bagian penting dari menjaga tumbuh kembang anak secara seimbang di tengah arus teknologi yang masif.

Dalam kesempatan tersebut, DP3AKB Bontang memaparkan sejumlah program unggulan yang dijalankan dalam strategi penanganan stunting, di antaranya inovasi “Saskia Hebat”, Operasi Timbang, serta penguatan perilaku hidup bersih melalui Gerakan “GESIT” (Gerakan Sampahku Itu Tanggung Jawabku).

Pemerintah Kota Bontang berkomitmen melanjutkan intervensi gizi terarah, perbaikan sanitasi, serta pendampingan pola asuh sebagai bagian dari program terpadu menekan angka stunting. Upaya tersebut diharapkan mampu mewujudkan generasi Bontang yang sehat, produktif, dan bebas stunting di masa depan.

[UHD]
Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version