Dailykaltim.co – Indonesia memasuki babak baru dalam penguatan industri hilir migas dengan beroperasinya pabrik petrokimia terintegrasi milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten. Fasilitas berskala raksasa ini menjadi tonggak penting dalam mendorong kemandirian energi nasional dan mengoptimalkan pengolahan sumber daya alam di dalam negeri.
Peresmian New Ethylene Project dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, pada Kamis (6/11/2025). Proyek yang menelan investasi sekitar USD3,9 miliar atau setara Rp62,4 triliun ini tercatat sebagai salah satu proyek petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa investasi di sektor hilirisasi merupakan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
“Hari ini, Lotte, perusahaan salah satu terbesar di dunia, mungkin asetnya USD100 miliar dan mereka investasi di kita sebesar Rp65 triliun. Terima kasih, saya bangga. Mudah-mudahan Saudara di sini berhasil. Kita wajib mengamankan, menjaga semuanya karena ini membawa manfaat sangat besar bagi kepentingan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Prabowo.
Kompleks Naphtha Cracker yang dibangun LCI menjadi fasilitas sejenis pertama di Indonesia dalam kurun tiga dekade terakhir. Proyek yang sempat tertunda selama lima tahun sejak digagas pada 2016 itu berhasil dilanjutkan kembali pada 2022 setelah hambatan terkait lahan dan perizinan diselesaikan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut pabrik ini memiliki kapasitas produksi terbesar di Asia Tenggara dan menjadi kebanggaan baru bagi industri petrokimia nasional.
“Kalau dalam kurs sekarang sudah mencapai sekitar Rp63–64 triliun, dan menjadikannya salah satu investasi petroleum terbesar di Asia Tenggara. Jadi proyek ini terbesar di Asia Tenggara, mereka punya juga ada Lotte di Malaysia, tapi di sini yang paling besar,” kata Bahlil.
Saat beroperasi penuh, pabrik LCI diperkirakan mampu menghasilkan 15 produk petrokimia hilirisasi migas dengan nilai mencapai USD2 miliar per tahun. Dari jumlah itu, sekitar USD1,4 miliar digunakan untuk substitusi impor dan USD600 juta ditujukan bagi ekspor. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat memperkuat neraca perdagangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku industri kimia, yang selama ini masih mencapai 50 persen.
Selain manfaat ekonomi makro, proyek strategis ini juga menciptakan efek berganda di sektor tenaga kerja. Selama masa konstruksi dan operasional, pabrik diproyeksikan menyerap hingga 40 ribu tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Chairman LOTTE Group, Shin Dong-bin, menyebut proyek tersebut sebagai simbol kemitraan erat antara Korea Selatan dan Indonesia.
“Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya,” ujarnya.
Dengan beroperasinya pabrik LCI, Indonesia kini memiliki dua fasilitas petrokimia terintegrasi berskala besar, setelah Petrochemical Complex Chandra Asri yang berdiri sekitar 30 tahun lalu. Keberhasilan proyek ini diharapkan menjadi momentum penting bagi percepatan hilirisasi migas dan transformasi industri nasional menuju kemandirian energi yang berkelanjutan.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.
