Dailykaltim.co, Penajam – Di balik rindangnya hutan pesisir Kampung Baru, Penajam Paser Utara (PPU), terbentang kekayaan alam yang tidak hanya menarik bagi pengunjung lokal, tetapi juga menyimpan potensi besar sebagai destinasi ekowisata nasional. 

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU mulai menyoroti secara serius kawasan mangrove Kampung Baru sebagai salah satu calon kuat desa wisata masa depan. Alasannya tidak sekadar karena letaknya yang strategis, tetapi karena karakteristik vegetasi alaminya yang dinilai langka.

“Yang jelas, mangrove di sana besar-besar. Kalau melihat mangrovenya itu seperti pohon beringin besarnya dan itu hasil alam, bukan ditanam,” ujar Kabid Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, mewakili Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief.

Menurut Juzlizar, kawasan mangrove di Kampung Baru tumbuh melalui proses alami selama puluhan bahkan ratusan tahun. Tidak seperti kawasan hutan bakau lain yang ditanami sebagai bagian dari program rehabilitasi lingkungan, ekosistem di Kampung Baru berkembang secara selektif oleh alam. Ini menjadikan bentuk dan struktur vegetasinya berbeda—lebih kokoh, rindang, dan memiliki nilai ekologis tinggi.

“Jadi seleksi alam yang membuat tanaman itu menjadi seperti itu dan itu sangat butuh perhatian,” katanya.

Hutan mangrove di Kampung Baru bukan hanya berfungsi sebagai penahan abrasi atau pelindung garis pantai dari gelombang laut, tetapi juga menyimpan keanekaragaman hayati penting. Beberapa jenis bakau yang tumbuh di sana bahkan disebut-sebut tidak ditemukan di kawasan lain di Kalimantan Timur. 

Struktur akar yang kompleks dan kanopi lebat menjadikan kawasan ini sebagai habitat alami bagi berbagai jenis ikan, burung, kepiting, dan biota laut lainnya.

Selain nilai ekologis, kawasan ini juga telah dikelola oleh masyarakat lokal melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Baru. Komunitas ini menjadi tulang punggung pengembangan wisata alam berbasis konservasi di wilayah tersebut. Mereka menjalankan berbagai aktivitas seperti pemeliharaan jalur wisata, edukasi lingkungan untuk pengunjung, hingga menjaga kebersihan kawasan secara berkala.

“Ecowisata Mangrove Kampung Baru itu ada Pokdarwis-nya, Pokdarwis Kampung Baru. Ketuanya itu Parjo,” jelas Juzlizar.

[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version