Dailytkaltim.co – Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wisaksono Sudoyo, menegaskan belum ada bukti yang menunjukkan bahwa air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker sebagaimana yang diberitakan di media.

“Sekitar 90-95 persen kanker disebabkan oleh faktor lingkungan atau gaya hidup, seperti kurang olahraga, pola makan yang buruk, merokok, dan lainnya. Jadi, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa air galon menyebabkan kanker,” ujar Aru.

Alamsyah Aziz, dokter spesialis kandungan dan Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), juga menyatakan bahwa dirinya tidak pernah menemukan gangguan pada janin akibat konsumsi air galon oleh ibu hamil.

Dia meminta para ibu hamil untuk tidak khawatir menggunakan air galon guna ulang, karena aman dan tidak berbahaya bagi ibu maupun janinnya.

Hal senada disampaikan oleh dokter spesialis kandungan Boyke Dian Nugraha yang mengatakan bahwa hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa air galon guna ulang menyebabkan infertilitas. Menurutnya, itu hanya spekulasi semata.

“Itu belum ada penelitiannya. Itu hanya dugaan saja,” katanya.

Boyke membandingkan isu ini dengan kontroversi MSG yang dulu disebut bisa menyebabkan kanker, namun tidak terbukti.

“Katanya bisa meracuni, tapi harus ada bukti-buktinya juga. Jadi, belum ada temuan bahwa air galon terkait dengan infertilitas,” ucapnya.

Konsumen air galon guna ulang juga tampak tidak peduli dengan isu pelabelan BPA, dan mereka tetap menggunakan air galon guna ulang untuk kebutuhan sehari-hari.

Amran, salah satu konsumen di Cimanggis, Depok, mengatakan bahwa berita-berita negatif terkait air galon guna ulang hanya bagian dari persaingan bisnis.

“Saya sudah lama mengkonsumsi air galon guna ulang bersama keluarga, dan kami baik-baik saja. Dokter pun menganjurkan kami minum air yang sehat seperti air galon,” ungkapnya.

Magdalena dari Cipayung, Jakarta Timur, yang sudah mengonsumsi air galon guna ulang sejak kecil, juga menyatakan hal serupa.

“Saya sehat-sehat saja, tidak ada penyakit seperti yang diberitakan. Jadi, rumor soal BPA galon guna ulang tidak mempengaruhi saya. Itu cuma persaingan usaha dari kompetitor,” ujarnya.

Ruli dari Cisalak, Depok, juga tidak terpengaruh dengan rencana pelabelan BPA dan tetap menggunakan air galon guna ulang.

“Saya baca berita soal BPA yang menyudutkan galon guna ulang, tapi saya dan keluarga tetap menggunakan air galon ini. Selain sehat dan enak, juga tidak menambah sampah,” tukasnya.

Beberapa masyarakat lain juga menyatakan hal yang sama, menganggap pemberitaan media hanya sebagai persaingan usaha yang dilakukan kelompok tertentu untuk menjatuhkan produk pesaingnya.

Dokter spesialis anak dan Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Rini Sekartini, juga mengatakan belum ada bukti bahwa air galon guna ulang menyebabkan autis pada anak.

“Belum ada kajian tentang pengaruh air galon guna ulang terhadap autis pada anak. Autis disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya genetik,” jelasnya.

[RRI]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version