Dailykaltim.co, Bontang – Pemerintah Kota Bontang mengambil langkah proaktif dalam menangani isu kesehatan mental di lingkungan pendidikan. Lewat peluncuran program “Puskesmas Go To School” dan sosialisasi Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP), pemerintah menegaskan pentingnya deteksi dini serta penanganan awal terhadap gangguan psikologis di kalangan pelajar.
Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang pada Selasa, 10 Juni 2025. Pemerintah secara simbolis menandai keseriusan inisiatif ini melalui penandatanganan komitmen bersama untuk memperkuat kesehatan mental di sekolah dan perguruan tinggi. Pada kesempatan yang sama, turut ditegaskan komitmen Kota Bontang sebagai wilayah bebas pasung.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Setda Kota Bontang, Bahauddin, membuka kegiatan tersebut mewakili Wali Kota. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun kapasitas para pendidik agar lebih sigap menghadapi masalah kesehatan mental peserta didik.
“Pemerintah Kota Bontang memandang sangat penting adanya peningkatan pengetahuan bagi guru, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan mengenai Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP),” ujar Bahauddin.
Ia menjelaskan bahwa P3LP merupakan bentuk pertolongan dasar yang berperan vital dalam mencegah krisis psikiatri pada siswa. Oleh karena itu, pemerintah mendorong upaya penanganan dimulai dari tingkat hulu.
“Upaya kesehatan jiwa tidak bisa hanya berhenti pada penanganan. Kita perlu memulainya dari hulu, yaitu dari upaya promotif dan preventif, Promosi kesehatan jiwa melalui kampanye pengasuhan positif dan P3LP adalah fondasi penting yang harus diperkuat.” tegasnya.
Sejalan dengan itu, Pemkot Bontang meluncurkan program “Puskesmas Go To School” sebagai bagian dari upaya sistematis dalam mendeteksi dini persoalan belajar maupun kesehatan mental siswa secara berkala.
Bahauddin, yang juga dikenal sebagai dokter, mendorong sekolah-sekolah untuk memperkuat literasi kesehatan mental. Ia menekankan perlunya peningkatan jumlah penolong pertama psikologis di lingkungan pendidikan.
“Perbanyak jumlah first aider atau penolong pertama psikologis di lingkungan sekolah. Guru, wali kelas, bahkan staf TU harus dibekali pengetahuan dasar ini,” serunya.
Acara ini memuncak pada penandatanganan komitmen bersama menciptakan lingkungan sekolah dan kampus yang aman serta sehat secara mental. Selain itu, penandatanganan komitmen Kota Bontang Bebas Pasung memperkuat tekad pemerintah untuk menghapus praktik pemasungan terhadap orang dengan gangguan jiwa.
Di akhir sambutannya, Bahauddin meminta Dinas Kesehatan untuk menindaklanjuti program P3LP dengan pelatihan dan pendampingan lanjutan yang sesuai kebutuhan di lapangan.
Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan ini, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Bachtiar Mabe, para kepala sekolah, guru Bimbingan Konseling, guru UKS dari tingkat SD hingga SMA, serta penanggung jawab program Jiwa dan Kesehatan Lingkungan dari seluruh puskesmas di Bontang.
Panitia turut menghadirkan narasumber kompeten seperti dr. Novie Linda dari RSJ Atma Husada Mahakam Samarinda yang membawakan materi P3LP. Sementara itu, Bambang Sri Mulyono dari Dinas Kesehatan Kota Bontang memaparkan program kunjung sekolah, dan Wasiati menjelaskan teknis pengisian serta alur instrumen Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ).
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.