Dailykaltim.co – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat hilirisasi industri kimia nasional melalui pemanfaatan batubara sebagai bahan baku bernilai tambah. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan dukungannya terhadap rencana kolaborasi strategis antara Indonesia dan perusahaan energi asal Tiongkok, Beiken Energy Group Co., Ltd., dalam pengembangan proyek Coal to Chemical.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya memperkuat rantai pasok industri petrokimia nasional sekaligus mendorong substitusi impor bahan baku kimia.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri Coal to Chemical, khususnya untuk menghasilkan produk turunan seperti methanol, olefin, propylene, polyolefin, BDO, dan bahan kimia lanjutan lainnya. Kolaborasi dengan Beiken Energy diharapkan mampu mempercepat hilirisasi industri kimia, memperkuat rantai pasok nasional, serta meningkatkan substitusi impor bahan baku kimia,” ujar Agus Gumiwang usai pertemuan dengan Beiken Energy Group di Shanghai, Tiongkok, Jumat, 10 Oktober 2025.
Beiken Energy merupakan perusahaan berbasis di Beijing yang berdiri sejak 2009 dan memiliki kompetensi di bidang rekayasa terintegrasi, eksplorasi serta produksi minyak dan gas, dan pengembangan teknologi konversi energi, termasuk teknologi gasifikasi batubara. Teknologi ini dinilai mampu mendukung transformasi industri batubara Indonesia dari dominasi karbonisasi menjadi industri kimia bernilai tinggi dengan menghasilkan produk seperti polyolefin dan BDO (1,4-Butanediol).
Selain itu, teknologi yang dikembangkan Beiken dapat mengatasi tantangan dalam pengolahan batubara kalori rendah serta kondisi industri berisiko tinggi seperti tekanan dan suhu tinggi (high-pressure/high-temperature). Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat hilirisasi industri kimia nasional sekaligus membuka peluang investasi baru di sektor berbasis gasifikasi batubara.
Meskipun belum memiliki investasi di Indonesia, Beiken menyatakan ketertarikannya untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan industri Coal to Chemical, terutama pada pemanfaatan batubara kalori rendah.
“Teknologi Beiken dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pemrosesan batubara kalori rendah menjadi bahan kimia bernilai tambah. Hal ini sejalan dengan agenda hilirisasi nasional untuk memperkuat struktur industri kimia dasar dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor,” papar Menperin.
Kemenperin menilai pengembangan Coal to Chemical menjadi bagian penting dari strategi industrialisasi nasional yang menekankan penciptaan nilai tambah (value creation) dan efisiensi rantai pasok. Kolaborasi dengan mitra internasional yang memiliki keunggulan teknologi seperti Beiken diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi industri kimia nasional, termasuk methanol yang menjadi bahan antara untuk olefin, propylene, polyolefin, dan produk petrokimia lainnya.
Pertemuan dengan Beiken Energy disebut menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama internasional dalam mendorong transformasi industri nasional berbasis inovasi teknologi. Kemenperin berkomitmen menjadi jembatan bagi sinergi antara pelaku industri dalam negeri dan mitra global guna meningkatkan daya saing, transfer teknologi, serta perluasan investasi di sektor kimia hilir.
“Dengan dukungan mitra strategis seperti Beiken Energy, kami optimistis pengembangan proyek Coal to Chemical dapat mempercepat terbentuknya ekosistem industri kimia yang tangguh, efisien, dan berdaya saing global,” imbuh Agus Gumiwang.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.
