Dailykaltim.co, Kutim – Di lereng kebun sawit Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, jagung hasil tanam yang mulai tumbuh kini memasuki masa panen. Panen jagung hibrida ini bukan sekadar hasil pertanian biasa, melainkan tanda nyata respons dunia korporasi terhadap agenda strategis negara, yaitu ketahanan pangan nasional.
Panen perdana jagung hibrida yang dilaksanakan oleh PT Astra Agro Lestari Tbk melalui dua anak usahanya, PT Karyanusa Ekadaya (KED) dan PT Subur Abadi Plantations (SAP) menghasilkan 1,65 ton jagung dari lahan seluas 1,5 hektare. Hal ini merupakan bagian kontribusi langsung terhadap Asta Cita, mendukung visi pembangunan Presiden Republik Indonesia.
Kapolsek Muara Wahau AKP Satria Yudha mengapresiasi keberhasilan ini. “Sejak awal kami berikan pendampingan, mulai tanam perdana sampai 40 hari kemudian. Saat panen, hasilnya cukup maksimal. Jagung pipil yang dipanen menunjukkan keberhasilan yang menggembirakan,” ujarnya di sela-sela panen.
Satria menilai kolaborasi antara sektor swasta dan aparat kepolisian berjalan efektif dalam menjaga keberlangsungan program ketahanan pangan. Ia menegaskan, pendampingan akan terus dilakukan, terutama dalam pengendalian hama dengan dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Cerita sukses ini berawal dari semangat belajar dan inovasi di dalam perusahaan sawit. Administratur PT KED, Rasid, mengungkapkan mereka memulai penanaman jagung pada Februari 2025 di lahan satu hektare yang seluruh prosesnya dikerjakan oleh karyawan perusahaan.
“Awalnya kami beberapa kali gagal. Tapi kami belajar dari kesalahan. Kami mencoba, memperbaiki, dan akhirnya berhasil. Kali ini, kami berhasil panen satu ton jagung dari satu hektare,” kata Rasid.
Ia menambahkan bahwa PT KED memanfaatkan limbah sawit berupa tandan kosong dan pupuk cair sawit sebagai bahan organik dalam pengelolaan lahan. Pendekatan ini sejalan dengan visi perusahaan, Astra Agro Sustainability Aspirations, yang menekankan pertanian ramah lingkungan.
“Kelapa sawit itu tanaman produktif. Hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Tidak ada yang terbuang. Itu pula yang mendorong kami berpikir bagaimana jagung bisa tumbuh dari tanah yang sama,” tutur Rasid.
Berbeda dengan PT KED yang menanam di lahan datar, PT SAP memilih menanam jagung di sela-sela pohon sawit pada lereng bukit. Meski kontur lahan tidak rata menjadi tantangan, perusahaan tetap optimistis mendukung program nasional tersebut.
“Di areal kami sulit menemukan hamparan datar. Kami manfaatkan lahan miring di antara tanaman sawit. Ternyata tanah di sana cukup subur, dan jagung tumbuh baik,” jelas Administratur PT SAP, Muhammad Abdus Syukur.
Panen di PT SAP berlangsung bertahap karena perbedaan kontur dan usia tanaman. Namun hasil panen tetap memuaskan dan memacu semangat untuk memperluas program penanaman ke area lima hektare pada tahap berikutnya.
“Setelah panen ini, kami akan lanjutkan penanaman. Targetnya, kami bisa lebih optimal ke depan. Meski bertahap, kami yakin hasilnya akan lebih baik,” kata Abdus.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Pelaksana Tugas Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Kabupaten, Iwan Adiputra, memberikan apresiasi atas inisiatif PT KED dan PT SAP. Ia menilai program ini menjadi contoh nyata kemitraan produktif antara swasta dan pemerintah menghadapi tantangan ketahanan pangan.
“Panen ini adalah bukti bahwa sinergi antara dunia usaha dan pemerintah dapat menghasilkan solusi nyata untuk bangsa. Kami mengapresiasi komitmen Astra Agro dalam mendukung Asta Cita Presiden,” ucap Iwan.
Di tengah tantangan distribusi pangan, panen jagung dari lereng sawit Kutai Timur menjadi secercah harapan. Meski skala kecil, langkah ini berarti bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.