Dailykaltim.co – Pemerintah Indonesia memperkuat langkah koordinasi lintas kementerian dan lembaga dalam menangani potensi bahaya radiasi Radionuklida Cesium-137 (Cs-137). Upaya ini dijalankan melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Cs-137, dengan fokus pada perlindungan masyarakat, pengendalian sumber kontaminasi di dalam negeri, serta menjaga keamanan produk ekspor Indonesia di pasar global.

Rapat koordinasi Satgas yang digelar pada Rabu, 8 Oktober 2025, dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, antara lain Menteri Lingkungan Hidup, Kepala BPOM, Kepala Badan Karantina Indonesia, Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus (BPIK), Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan, Wakil Kepala BIN, serta perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait lainnya. Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah untuk menangani isu Cs-137 secara terpadu, ilmiah, dan transparan.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kamis, 9 Oktober 2025, Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas, Bara Krishna Hasibuan, menyampaikan bahwa pemerintah menaruh perhatian serius terhadap isu ini.

“Langkah penanganan dilakukan secara terkoordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk menjamin keselamatan masyarakat serta menjaga kepercayaan mitra dagang internasional terhadap produk Indonesia,” ujarnya.

Dua kontainer produk udang yang sebelumnya diduga terkontaminasi Cs-137 telah dikembalikan dari Amerika Serikat. Satu kontainer masih dalam proses pengujian oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sedangkan satu lainnya ditangani oleh tim Satgas di Pelabuhan Tanjung Priok.

Dari total 29 kontainer Return-on-Board (ROB) yang telah diperiksa, seluruhnya dinyatakan bebas kontaminasi Cs-137 dan telah dikembalikan kepada perusahaan pemilik.

Dalam upaya menjaga kepercayaan pasar internasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama US Food and Drug Administration (USFDA) sepakat menyusun Nota Kesepahaman (MoU) tentang sertifikasi keamanan produk udang. Pihak USFDA menyampaikan apresiasi atas langkah cepat yang dilakukan pemerintah Indonesia dan menegaskan bahwa pasar Amerika Serikat tetap terbuka bagi produk udang Indonesia yang memenuhi standar keamanan pangan.

Sementara di dalam negeri, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan indikasi kontaminasi Cs-137 pada 22 fasilitas produksi di Kawasan Industri Modern Cikande. Dari jumlah tersebut, PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS) telah selesai menjalani proses dekontaminasi dan dinyatakan aman oleh BAPETEN, sedangkan 21 fasilitas lainnya masih dalam tahap penanganan.

Untuk memperkuat pengawasan, Satgas telah memasang Radiation Portal Monitor (RPM) guna mendeteksi radiasi pada kendaraan yang keluar-masuk kawasan industri. KLH juga memastikan tidak akan memberikan rekomendasi terhadap impor scrap metal, guna mencegah masuknya sumber kontaminasi baru.

Dari aspek kesehatan, Kementerian Kesehatan telah melakukan pemeriksaan terhadap 1.591 pekerja dan warga di dua lokasi terdampak. Sebanyak sembilan orang terdeteksi positif terpapar Cs-137, namun seluruhnya telah mendapatkan perawatan di RSUP Fatmawati dan dipulangkan dalam kondisi stabil.

Selain itu, BAPETEN juga menindaklanjuti laporan dari USFDA terkait dugaan kontaminasi pada produk cengkeh Indonesia dengan menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan lapangan.

[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version