Dailykaltim.co – RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh mencatat sejarah baru dalam dunia medis dengan berhasil melakukan operasi bypass cerebrovascular perdana. Prosedur bedah otak canggih ini menjadikan RSUDZA sebagai rumah sakit pertama di Sumatera dan kedua di luar Pulau Jawa yang mampu melaksanakannya.

Keberhasilan operasi ini mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, serta dukungan Pemerintah Aceh dan kolaborasi erat dengan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON).

Pelaksana Harian Direktur RSUDZA, dr. Arifatul Kharidah, menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan.

“Kami sangat menyambut baik pelaksanaan operasi ini karena merupakan langkah maju bagi pelayanan kesehatan di Aceh. Terima kasih kepada Bapak Menteri Kesehatan yang telah memfasilitasi sehingga kami bisa menjadi rumah sakit pertama di Sumatera yang melaksanakan operasi canggih ini,” ujar dr. Arifatul.

Ia menambahkan, RSUDZA akan terus meningkatkan mutu layanan agar setara dengan rumah sakit pusat vertikal milik Kemenkes.

“Kami berharap dengan dukungan Kementerian Kesehatan, sarana dan prasarana kami dapat terus dilengkapi sehingga kualitas layanan bisa setara dengan rumah sakit pusat vertikal. Saat ini layanan unggulan stroke kami telah mencapai tingkat paripurna, dan kami mohon dukungan agar enam layanan prioritas lainnya juga bisa meraih sertifikasi paripurna,” jelasnya.

Kolaborasi dengan RS PON juga diapresiasi, karena mempercepat transfer ilmu bagi tim medis Aceh.

“Kolaborasi dengan RS PON mempercepat transfer ilmu dan keterampilan. Ke depan, Insya Allah kami bisa melaksanakan operasi ini secara mandiri,” katanya.

Arifatul turut berterima kasih kepada Pemerintah Aceh, DPRD Aceh, serta seluruh tenaga medis dan penunjang RSUDZA atas dedikasi dalam menyukseskan operasi perdana ini.

“Saya bangga dan berterima kasih kepada seluruh tim medis, perawat, dan tenaga penunjang atas dedikasi dan kerja sama yang luar biasa. Keberhasilan operasi ini adalah bukti nyata kolaborasi kita untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Aceh,” tutupnya.

Tim medis menjelaskan bahwa pasien yang dioperasi memiliki riwayat pendarahan otak dan sebelumnya telah menjalani dua kali operasi. Pada operasi ketiga ini dilakukan pemasangan kembali tulang kepala.

“Pasien mengalami pendarahan di otak sehingga sebelum operasi kemampuan bicaranya sudah terbata-bata. Saat ini pasien dalam kondisi sadar penuh, namun masih belum bisa berbicara. Operasi berlangsung selama kurang lebih delapan jam dan berjalan lancar, termasuk pengembalian tulang kepala yang sebelumnya dilepas pada operasi kedua,” jelas tim dokter.

Pasien kini memasuki tahap pemulihan dengan kebutuhan fisioterapi, terapi wicara, dan dukungan gizi.

“Recovery sangat bergantung pada tindak lanjut pascaoperasi. Pasien membutuhkan fisioterapi, terapi wicara, serta dukungan gizi yang baik. Sebelumnya setelah operasi kedua, pasien sempat mengalami kelemahan tubuh, namun dengan fisioterapi dapat kembali bergerak. Kami optimis dengan program rehabilitasi terintegrasi, kemampuan bicara pasien juga dapat kembali pulih,” tambah tim dokter.

Saipul, ayah pasien, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan operasi yang bisa dilakukan di Aceh.

“Anak saya terkena stroke tiga bulan lalu, tepat setelah bulan puasa. Saat itu langsung kami bawa ke RSUD dr. Zainoel Abidin. Alhamdulillah, anak bungsu saya yang juga satu-satunya perempuan kini bisa mendapatkan operasi di Aceh tanpa harus jauh ke Jakarta. Kami sangat berterima kasih kepada tim dokter dan pemerintah atas perhatian dan bantuannya,” ungkap Saipul Madi dengan haru.

Dengan capaian ini, RSUDZA menegaskan posisinya sebagai pusat layanan kesehatan unggulan di Aceh sekaligus pionir bedah otak canggih di luar Pulau Jawa.

[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version