Dailykaltim.co – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengunjungi fasilitas laboratorium PT Equilab International, laboratorium pengujian independen yang berperan penting dalam mendukung pengawasan mutu obat dan makanan di Indonesia. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai kapasitas laboratorium serta kontribusinya dalam meningkatkan standar kualitas produk kesehatan di tanah air.
Dalam keterangannya, Taruna Ikrar memberikan arahan mengenai peluang dan tantangan di sektor farmasi. “Saat ini, 65 persen produk farmasi global adalah produk biologi dan ini akan terus berkembang. Equilab perlu meningkatkan kapasitas uji klinis di bidang ini,” ujarnya.
Taruna juga mendorong investasi di industri farmasi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku obat yang masih mencapai 94 persen. Ia menekankan pentingnya peran laboratorium seperti Equilab dalam mendukung riset dan pengembangan obat herbal di Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu bahan alam untuk obat, hanya 97 yang telah mencapai status obat herbal terstandar dan 21 produk yang menjadi fitofarmaka.
Ia menambahkan perlunya laboratorium uji klinik yang kompeten untuk mempercepat proses ini. Selama peninjauan di fasilitas laboratorium Equilab, Taruna juga menyoroti kesiapan Equilab dalam menghadapi audit World Health Organization (WHO) sebagai bagian dari upaya BPOM untuk menjadi WHO Listed Authority (WLA).
“Equilab memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu site yang dikunjungi tim WHO. Kami optimis kehadiran Equilab dapat memperkuat posisi Indonesia di mata dunia,” lanjut Taruna.
Direktur Utama PT Equilab International Ronal Simanjuntak menyambut positif arahan tersebut dan menyatakan kesiapan Equilab untuk mendukung BPOM.
“Kami terus berkomitmen untuk mendukung penguatan pengawasan mutu obat dan makanan, termasuk berkontribusi dalam pengembangan kapasitas UMKM di sektor ini,” ungkap Ronal.
Ia menjelaskan bahwa Equilab telah berkembang menjadi laboratorium yang mampu menguji hingga 278 molekul, termasuk molekul imunologi dan penyakit menular, serta mendukung pengembangan obat inovatif. Layanan ini bertujuan membantu industri dalam negeri memenuhi persyaratan ekspor dan mendukung regulasi BPOM.
“Kami berharap BPOM dapat mempertimbangkan mekanisme sertifikasi khusus untuk laboratorium uji BE di Indonesia guna menciptakan standar yang seragam,” tambah Ronal.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.