Dailykaltim.co – Menteri Perdagangan Budi Santoso mendorong penguatan kemitraan antara ritel modern dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia menilai, etalase ritel memiliki peran strategis dalam memperluas jangkauan distribusi sekaligus membuktikan kualitas produk UMKM. Untuk memaksimalkan peluang tersebut, menurutnya, produk UMKM harus memiliki daya saing. Pernyataan itu ia sampaikan saat meluncurkan “Hari Ritel Nasional 2025” di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Kamis, 17 Juli 2025.
Hari Ritel Nasional (HRN) 2025 yang diinisiasi Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengusung tema “Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global”. Peluncuran ini menjadi awal dari rangkaian kegiatan HRN yang berlangsung sepanjang Juli hingga November 2025. Budi menegaskan pentingnya daya saing UMKM agar produk mereka bisa bersaing di pasar ritel.
“Bagian dari pola kemitraan adalah ketika produk UMKM bisa masuk ke ritel modern. Selain menjadi contoh bahwa UMKM mampu berkontribusi, hal ini juga menunjukkan bahwa pola kemitraan dapat berjalan dengan baik. Syaratnya satu, UMKM kita harus mempunyai daya saing, karena kalau produknya memang tidak bagus, tidak akan terjual,” kata Mendag Busan.
Kemitraan tersebut juga dinilainya sebagai upaya melindungi pasar dalam negeri. Ia menekankan bahwa ketergantungan konsumen terhadap produk lokal dapat menjadi benteng terhadap serbuan produk impor.
“Kalau produk UMKM menguasai pasar dalam negeri, dengan sendirinya kita bisa mencegah produk-produk asing masuk ke dalam negeri. Produk-produk kita yang berdaya saing itu lah yang bisa mencegah masuknya produk-produk impor ke dalam negeri,” katanya.
Untuk mendukung hal itu, Kemendag memperkuat kurasi produk lokal, terutama dari UMKM, agar sesuai dengan standar pasar domestik dan internasional. Selain itu, Kemendag juga menyelenggarakan program penjajakan bisnis (business matching) dengan 46 perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara. Hingga saat ini, program tersebut telah memfasilitasi lebih dari 600 UMKM dengan total transaksi mencapai USD 87 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.
Dalam peluncuran HRN 2025, Mendag Busan menyapa lima cabang ritel melalui panggilan video Zoom dari lima wilayah, yaitu Bandung, Semarang, Manado, Badung, dan Jayapura. Ketua Pelaksana HRN 2025, Hans Harischandra Tanuraharjo, menyatakan bahwa kemitraan UMKM dengan peritel nasional berkontribusi besar terhadap penguatan sistem ritel di Indonesia. Menurutnya, kekuatan lokal dan UMKM menjadi fondasi ekosistem ritel yang inklusif dan berdaya saing.
“Melalui Hari Ritel Nasional, kami berharap tercipta kolaborasi yang lebih erat, saling mendukung, dan mempercepat proses transformasi digital serta inovasi di sektor ritel dan UMKM,” ujar Hans.
Ketua Umum APRINDO, Solihin, turut mengapresiasi kolaborasi dengan Kemendag dan menyambut positif program HRN 2025 sebagai momentum kebangkitan ritel nasional.
“UMKM bukan pelengkap pasar, melainkan jantung ekonomi Indonesia. Kemitraan UMKM dengan ritel modern menciptakan pasar lokal yang kuat, adil, dan inklusif yang mendorong kemajuan perekonomian nasional,” ujar Solihin.
Data kuartal I 2025 mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sektor perdagangan besar dan eceran memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 13,22 persen, sementara konsumsi rumah tangga tercatat menyumbang sekitar 54,53 persen terhadap PDB menurut pengeluaran.
Pada hari yang sama, Kemendag juga menggelar kegiatan business matching antara pelaku UMKM dan peritel anggota APRINDO. Sebanyak 10 UMKM binaan Kemendag mengikuti penjajakan bisnis one-on-one dengan 150 peritel. Selain itu, terdapat 10 UMKM binaan peritel APRINDO yang turut hadir untuk berbagi pengalaman dan informasi sebagai mitra.
Produk UMKM yang ditampilkan dalam business matching antara lain kopi, makanan ringan seperti abon, biskuit, kacang, dan keripik, serta makanan sehat seperti olahan gandum dan salak. Salah satu UMKM yang telah bermitra dengan ritel anggota APRINDO adalah Robbani, produsen makanan ringan asal Pringsewu, Lampung. UMKM ini telah menjalin kerja sama dengan sejumlah jaringan ritel, termasuk Alfamart dan Indomaret. Pemilik Robbani, Bambang Robani, menilai kemitraan dengan ritel membantu memperluas distribusi produk dan membuka lapangan kerja.
UMKM lain yang sukses menjalin kemitraan adalah Ratu Barokah Snack milik Hj. Enong Nurjanah, yang menjadi pemasok camilan untuk Alfamart. Sebagai bentuk penghargaan, Mendag Busan dan Ketua Umum APRINDO memberikan sertifikat apresiasi kepada kedua UMKM tersebut atas kontribusinya dalam memperluas akses pasar.
Sementara itu, salah satu UMKM binaan Kemendag, CV Sismuindo, yang memproduksi keripik singkong bermerek Canthir, turut hadir dalam business matching. Pemiliknya, Muslimah, menyatakan bahwa program binaan Kemendag telah memberinya berbagai manfaat, mulai dari pelatihan, kesempatan berbicara sebagai narasumber, fasilitasi jaringan dan akses pasar, hingga pameran dan promosi produk. Saat ini, Muslimah tengah menanti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk memasuki jaringan ritel modern.
“Saya merasakan banyak manfaat selama menjadi UMKM binaan Kemendag. Bergabung ke ritel akan mempermudah distribusi produk. Saya berharap lebih banyak lagi UMKM yang bergabung,” ujar Muslimah.
Peluncuran HRN 2025 turut dihadiri tokoh pendiri APRINDO Abdul Latief, perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, serta perwakilan dari Kementerian UMKM. Mendag Busan juga didampingi Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Dirjen PKTN) Moga Simatupang dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Fajarini Puntodewi.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.