Dailykaltim.co – Ajang olahraga nasional kembali hadir dengan konsep berbeda. Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025 resmi akan digelar di Kudus, Jawa Tengah, pada 11–26 Oktober 2025. Mengusung tema “Bela Diri itu Prestasi”, perhelatan ini akan mempertemukan lebih dari 2.000 atlet dari berbagai provinsi untuk berlaga pada 223 nomor pertandingan dari 10 cabang olahraga bela diri.

Cabang olahraga yang dipertandingkan meliputi pencak silat, tarung derajat, karate, taekwondo, gulat, judo, jujitsu, sambo, kempo, dan wushu. Kompetisi ini digagas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) bersama Djarum Foundation serta federasi cabang olahraga terkait.

Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, menyebut PON Bela Diri sebagai terobosan penting dalam memperluas ruang kompetisi sekaligus meningkatkan kualitas pembinaan olahraga di Indonesia.

“Kami mengapresiasi Djarum Foundation yang telah peduli terhadap olahraga Indonesia melalui kerja sama ini. PON Bela Diri menjadi terobosan, karena multievent ini akan digelar rutin setiap dua tahun sekali,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa, 30 September 2025.

Ia menegaskan, prestasi atlet lahir dari kompetisi berkualitas yang didukung penerapan sport science, evaluasi berkelanjutan, serta konsistensi pembinaan.

“Tidak banyak jalan lain selain terus menggelar kompetisi. PON Bela Diri menjadi wadah uji kemampuan sekaligus tolok ukur prestasi atlet bela diri kita,” tegas Marciano.

PON Bela Diri diposisikan sebagai pelengkap PON XXII/2028 di Nusa Tenggara Timur–Nusa Tenggara Barat, yang hanya mempertandingkan cabang olahraga Olimpiade, cabang unggulan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), serta pilihan tuan rumah. Dengan begitu, cabang olahraga bela diri lain tetap memiliki ruang kompetisi yang setara.

KONI menegaskan langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yang menitikberatkan pada penguatan sport science serta peningkatan prestasi olahraga Indonesia di level global.

Selain fokus pada prestasi, ajang ini juga diproyeksikan memberi dampak positif terhadap perekonomian daerah. KONI menilai multievent olahraga mampu menciptakan efek berganda bagi industri olahraga dan pariwisata.

“Tidak hanya atlet dan pelatih yang merasakan manfaat. Masyarakat di sekitar venue juga akan merasakan efeknya, mulai dari akomodasi, transportasi, konsumsi, hingga pariwisata. Ini menjadi ajang promosi daerah sekaligus peluang ekonomi bagi masyarakat,” jelas KONI Pusat.

Dalam penyelenggaraan PON Bela Diri 2025, KONI menekankan pentingnya sportivitas dan profesionalisme. Salah satu perhatian utama adalah pengawasan ketat terhadap penggunaan doping.

“Kami ingin memastikan ajang ini menjadi kompetisi sehat, menjunjung tinggi nilai-nilai fair play, sekaligus menjadi pembelajaran jangka panjang bagi atlet,” tegas Marciano.

Dengan semangat kebersamaan, PON Bela Diri 2025 di Kudus diharapkan tidak hanya melahirkan juara baru, tetapi juga memperkuat pembinaan berkelanjutan. Ajang ini disebut menjadi wadah regenerasi atlet bela diri nasional yang berpotensi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version