Dailykaltim.co, Penajam – Bukan sekadar lahan perkemahan, Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mudyat Noor membayangkan masa depan kawasan bumi perkemahan di wilayahnya sebagai pusat edukasi terpadu. 

Ia tak hanya menyoroti fungsinya untuk aktivitas pramuka semata, tetapi juga ingin menjadikannya sebagai model pembelajaran lintas bidang, terutama dalam praktik pertanian dan pendidikan berbasis pengalaman.

“Kita di PPU ini kan memiliki kawasan bumi perkemahan, mungkin kurang lebih sekitar 30 hektare,” ujar Mudyat.

Menurutnya, potensi lahan yang luas itu belum dimaksimalkan secara optimal. Selama ini, kawasan bumi perkemahan masih digunakan secara terbatas untuk kegiatan pramuka tahunan atau acara tertentu. 

Padahal, di tengah perubahan kebutuhan pendidikan dan tantangan pangan masa depan, kawasan seperti itu bisa dikembangkan menjadi laboratorium alam yang hidup.

“Kita harapkan kawasan itu bisa betul-betul efektif, berguna serta nanti bisa dijadikan semacam satu kawasan pendidikan juga, baik itu pendidikan secara basis akademik maupun praktif pertanian serta keseluruhan,”ungkap Mudyat.

Gagasannya ini muncul di tengah pengukuhan pengurus Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) dan Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka PPU masa bakti 2024–2029. 

Bagi Mudyat, pramuka bukan sekadar organisasi kepemudaan, tetapi jejaring strategis yang bisa menggerakkan pembangunan berbasis komunitas, terutama di sektor-sektor vital seperti pertanian, lingkungan, dan pendidikan.

Lebih dari itu, ia melihat peluang untuk membangun kawasan terpadu pendidikan yang bukan hanya didesain untuk siswa atau anggota pramuka, tetapi juga terbuka bagi masyarakat umum, pelajar sekolah vokasi, bahkan komunitas tani. 

Ia menginginkan agar pembelajaran tak hanya berlangsung di ruang kelas, melainkan langsung di tanah, sawah, dan kebun.

“Intinya, itu diharapkan nanti bisa jadi kawasan terpadu terhadap edukasi atau pendidikan,” tegasnya.

Secara geografis, lahan bumi perkemahan yang dimaksud terbentang di dua lokasi. Sebagian berada di kawasan Labangka dengan luas sekitar 15 hektare, dan lainnya di Babulu Darat dengan total lahan mencapai 30 hektare. Wilayah itu selama ini dikenal memiliki kondisi tanah yang subur dan akses yang memadai untuk kegiatan luar ruang.

“Bumi perkemahan itu kan di daerah Babulu, kurang lebih di Labangka itu 15 hektare dan di Babulu Darat itu 30 hektare,” jelas Mudyat.

[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]

*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.

Exit mobile version