Dailykaltim.co, Penajam – Penyuluh Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kembali mengingatkan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak. Selama ini, terdapat pandangan yang keliru di masyarakat bahwa pengasuhan anak hanya merupakan tanggung jawab ibu.
Koordinator Balai Penyuluh Kecamatan Penajam, Herdina Marlisa, menekankan perlunya mengubah paradigma tersebut melalui berbagai program edukasi yang lebih intensif.
“Saat ini, kami juga lebih menggalakkan peran ayah, karena selama ini ada paradigma di masyarakat bahwa mengurus anak itu adalah domain perempuan. Padahal, peran ayah sangat penting,” jelas Herdina.
Menurutnya, peran ayah dalam pengasuhan sangat mempengaruhi keseimbangan emosional dan perkembangan anak. Dengan kehadiran ayah yang terlibat, beban pengasuhan tidak hanya terpikul oleh ibu, tetapi menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga.
Seiring dengan perkembangan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) yang kini membawa banyak pendatang baru, risiko kesehatan khususnya terkait penyakit menular di usia reproduksi juga meningkat.
Peningkatan populasi ini menuntut pemerintah setempat untuk memberikan perhatian lebih terhadap potensi penyebaran penyakit menular, terutama di kalangan masyarakat usia produktif.
“Kondisi dengan hadirnya IKN dan banyaknya penduduk yang mulai berdatangan memang meningkatkan risiko, terutama di usia reproduksi, terkait penyakit menular,” tambah Herdina.
Meski demikian, ia menjelaskan bahwa pihaknya tidak memegang data pasti mengenai jumlah kasus penyakit menular tersebut, karena fokus utama mereka adalah pada edukasi pencegahan.
Langkah edukasi intensif menjadi sangat penting di tengah pertumbuhan populasi yang cepat ini. Herdina menyebut bahwa melalui program-program yang dijalankan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) PPU, masyarakat diimbau untuk lebih aktif dalam menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari perilaku berisiko.
Edukasi yang diberikan tidak hanya menyasar perempuan, tetapi juga laki-laki, terutama calon ayah, agar mereka dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan diri dan keluarganya.
Penyuluh KB PPU juga menyoroti bahwa pendidikan kesehatan reproduksi dan pencegahan penyakit menular harus dijalankan secara berkelanjutan, terutama dalam menghadapi arus urbanisasi yang terjadi akibat pembangunan IKN. Hal ini sangat relevan karena penduduk baru yang datang dari berbagai daerah membawa potensi risiko penularan penyakit yang lebih tinggi.
“Namun, untuk persentase yang mengalami hal tersebut, kami tidak memegang datanya, karena fokus kami lebih pada edukasi pencegahan,” kata Herdina.
Dalam program-program yang dijalankan, DP3AP2KB PPU bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa masyarakat mendapatkan informasi yang memadai terkait kesehatan reproduksi dan upaya pencegahan penyakit.
[RRI | ADV DP3AP2KB PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.