Dailykaltim.co, Kaltim – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur, Muhammad Faisal, mengungkapkan bahwa penerapan konsep Smart Province di Kaltim masih dalam tahap awal pengembangan.
Pernyataan ini disampaikan Faisal dalam Seminar & Workshop bertajuk “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Melalui Smart Province sebagai Implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan Smart City,” yang diadakan di Gedung Prof. Masjaya Universitas Mulawarman pada Rabu (28/8/2024).
Faisal menjelaskan bahwa saat ini, konsep smart city baru diterapkan di sekitar lima hingga enam kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Untuk mencapai status sebagai smart province, salah satu syaratnya adalah 80 persen kabupaten/kota harus memiliki masterplan Smart City.
“Penerapan smart province di Kaltim masih dalam proses. Misi kami sekarang adalah mengarahkan semua kota di Kalimantan Timur untuk bergerak menuju smart city,” kata Faisal.
Dalam acara tersebut, Faisal juga mendengarkan pemaparan dari beberapa narasumber lainnya, termasuk perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, yang membahas keberhasilan penerapan konsep smart city di beberapa kota di Jawa, seperti di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Namun, Faisal menegaskan bahwa mengadopsi konsep serupa di Kalimantan Timur bukanlah hal yang mudah.
“Kita bisa mencontoh penerapan di sana (Jawa), tetapi tidak semudah membalikkan tangan. Ini yang ingin saya sampaikan kepada kita semua,” tegasnya.
Faisal kemudian memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi Kalimantan Timur dalam mengembangkan infrastruktur untuk mendukung smart province. Dengan luas wilayah yang mencapai 127.346,92 km², diperlukan upaya ekstra untuk membangun infrastruktur, termasuk akses telekomunikasi yang merata hingga ke pelosok daerah.
“Kalau di Jawa, infrastrukturnya sudah bagus, semuanya lebih mudah di sana. Padahal, anggaran juga ada dari hasil bumi Kaltim. Tapi Kaltim tetap menjadi provinsi yang taat dan patuh,” ujar Faisal sambil bercanda, yang disambut tepuk tangan dari civitas akademika dan mahasiswa Unmul.
Sejak ditetapkan sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), Faisal melihat ini sebagai berkah bagi Indonesia, khususnya masyarakat Kalimantan Timur. IKN diharapkan menjadi simbol pemerataan, identitas nasional, dan pusat gravitasi ekonomi baru yang bisa mengurangi ketimpangan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa.
“Sebelum Kaltim ditetapkan sebagai IKN, saya harus bolak-balik kantor hanya untuk meminta lima tower. Tapi setelah jadi IKN, lebih dari 50 tower dibangun,” jelas Faisal.
Menjelang pemilihan kepala daerah yang akan datang, Faisal berharap para pemimpin yang terpilih, baik Gubernur, Wali Kota, maupun Bupati, memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan daerahnya sebagai Smart City.
“Misi saya dua hingga tiga tahun ke depan adalah agar kota-kota di Kaltim bisa segera menjadi Smart City. Setelah 80 persen kabupaten/kota di Kaltim menjadi Smart City, saya akan bergerak menuju Smart Province,” paparnya.
Faisal juga menambahkan bahwa masyarakat digital di Kaltim sudah siap.
“Masyarakat sekarang menunggu pemerintah yang punya kebijakan dan anggaran untuk beralih ke digital demi pelayanan yang lebih baik, praktis, efisien, cepat, dan mudah,” pungkasnya, mengakhiri sesi pemaparan.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.