Dailykaltim.co, Penajam – Seiring munculnya kembali wacana pengangkatan bangkai Kapal Motor Penumpang (KMP) Muchlisa yang karam di perairan Penajam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengingatkan bahwa keberadaan kapal tersebut menyimpan potensi risiko besar, tak hanya bagi jalur pelayaran tetapi juga terhadap infrastruktur energi vital.
“Kawasan karamnya KMP Muchlisa itu kan lalu lintas masyarakat yang ada di kawasan pesisir. Speed pengangkutan penumpang juga sering lewat di tepi situ ketika besar ombak,” ujar Kepala BPBD PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, saat dikonfirmasi pada pertengahan Juni.
Menurut Sukadi, titik karamnya kapal tersebut berada cukup dekat dengan rute yang kerap dilalui oleh kapal-kapal kecil pengangkut warga pesisir. Kondisi ini membuat bangkai kapal yang berada di perairan dangkal menjadi penghalang navigasi, terutama saat gelombang tinggi memaksa kapal-kapal bermanuver lebih dekat ke garis pantai.
“Kalau ombak besar, mereka sering memilih jalur yang aman di sekitar situ. Ini yang dikhawatirkan,” katanya.
Tak hanya soal keselamatan pelayaran, bangkai KMP Muchlisa juga berada dalam radius yang berdekatan dengan infrastruktur milik Pertamina. Ini menjadikan lokasinya sangat sensitif, karena risiko pergeseran kapal bisa berdampak pada objek vital nasional.
“Lalu, dampaknya kan itu dekat dengan pipa Pertamina, jadi sangat rawan. Kan tidak menutup kemungkinan barang itu bisa bergerak atau bergeser,” jelasnya.
BPBD menilai, dalam kondisi cuaca ekstrem atau arus laut kuat, kapal bisa berubah posisi dan menabrak pipa distribusi bawah laut yang menjadi nadi energi nasional.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.