Dailykaltim.co – Indonesia menegaskan posisinya di pasar karbon global melalui peluncuran perdana perdagangan karbon internasional di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon). Acara yang berlangsung pada Senin (20/1/2025) di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menjadi tonggak penting dalam upaya pengendalian perubahan iklim dan pengembangan ekonomi hijau.
Hadir dalam peresmian, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, serta pejabat tinggi lainnya. Para pemimpin ini menegaskan bahwa inisiatif tersebut mencerminkan keseriusan Indonesia dalam membangun ekosistem karbon yang transparan dan berintegritas.
“Melalui elemen penting dalam ekosistem karbon, kami memastikan bahwa setiap Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang diterbitkan memiliki integritas tinggi,” ujar Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq.
Perdagangan karbon ini mencakup 1.780.000 ton CO2e yang berasal dari sektor energi, termasuk pembangkit listrik berbahan bakar gas bumi dan tenaga air. Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI), yang dikelola oleh KLH, telah terintegrasi dengan platform IDXCarbon di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, memberikan apresiasi atas sinergi lintas kementerian dalam mendukung langkah besar ini.
“Keberhasilan ini menggarisbawahi komitmen kuat Indonesia untuk memainkan peran penting dalam pasar karbon global,” kata Mahendra.
Sejak diluncurkan pada September 2023, IDXCarbon telah mencatat perkembangan signifikan, dengan 100 pengguna jasa terdaftar hingga akhir 2024. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan kesiapan sistem perdagangan yang mengadopsi praktik terbaik pasar karbon global, memungkinkan perdagangan kuota emisi dan kredit karbon secara simultan.
Perdagangan karbon ini mendukung implementasi Artikel 6 Perjanjian Paris dan target 2nd Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. Pemerintah memastikan pengawasan ketat melalui mekanisme otorisasi dan verifikasi untuk mencegah masalah seperti double accounting.
“Perdagangan karbon adalah aksi kolektif yang menghubungkan peran berbagai pemangku kepentingan,” tegas Iman. Keberhasilan inisiatif ini membutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan filantropi.
Dengan peluncuran ini, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam membangun ekonomi berkelanjutan dan menjaga lingkungan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kontribusi Indonesia terhadap pengendalian perubahan iklim, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar karbon internasional.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.