Dailykaltim.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat kesiapan teknis aparat di lapangan dalam merespons berbagai insiden yang melibatkan satwa laut terdampar dan potensi konflik antara manusia dan buaya. Langkah ini dilakukan melalui pelatihan teknis yang digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 22 hingga 25 Juli 2025.
Kegiatan bertajuk “Bimbingan Teknis Respon Cepat Penanganan dan Pelepasliaran Buaya dan Biota Perairan Terdampar” itu menjadi bagian dari strategi nasional KKP dalam memperkuat pengelolaan kawasan konservasi serta perlindungan biota perairan.
“Pelestarian biota perairan tidak hanya soal menjaga alam, tetapi juga soal menyelamatkan masa depan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan, A. Koswara, dalam siaran resmi KKP, Jumat, 25 Juli 2025.
Kegiatan ini juga digunakan sebagai ajang sosialisasi Keputusan Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Nomor 41 Tahun 2024. Regulasi tersebut memuat petunjuk teknis penanganan biota terdampar dan tangkapan sampingan ikan dilindungi. Selain itu, diperkenalkan pula draf panduan penanganan konflik manusia dengan buaya yang saat ini tengah dalam proses penyusunan.
“Kecepatan dan ketepatan dalam penanganan sangat menentukan keselamatan manusia dan kelestarian satwa,” imbuh Koswara.
Sebagai negara kepulauan dengan kekayaan hayati laut yang tinggi, termasuk jalur migrasi mamalia laut dan keberadaan lima spesies buaya yang semuanya dilindungi, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam konservasi. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas pengelola kawasan konservasi dinilai krusial untuk menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus melindungi masyarakat pesisir.
Direktur Konservasi Spesies dan Genetik, Sarmintohadi, menekankan pentingnya penguatan pemahaman teknis aparat dalam proses evakuasi, perawatan, dan pelepasliaran satwa, dengan tetap mematuhi prinsip konservasi internasional.
“Kami ingin seluruh personel di lapangan mampu bertindak cepat, tepat, dengan tetap menerapkan prinsip animal welfare dan keselamatan petugas di lapangan,” katanya.
Pelatihan ini melibatkan berbagai pihak dari pengelola kawasan konservasi di seluruh Indonesia. Peserta dibekali dengan simulasi penanganan langsung, praktik penggunaan alat penyelamatan, serta materi respons cepat terhadap kejadian darurat. Kolaborasi juga dijalin dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta otoritas lokal.
Program ini merupakan bagian dari pelaksanaan target keempat dalam Indonesia Biodiversity Strategic and Action Plan (IBSAP), yakni pelestarian keanekaragaman spesies dan genetik. KKP berharap tercipta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat sistem konservasi laut yang responsif, adaptif, dan tangguh terhadap ancaman perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Seluruh langkah tersebut sejalan dengan arah kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam mewujudkan pengelolaan laut yang sehat, berkelanjutan, dan berbasis ekonomi biru.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.