Dailykaltim.co, Penajam – Meningkatnya kewaspadaan terhadap malaria di wilayah Penajam Paser Utara (PPU) memunculkan temuan menarik: kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) justru terbebas dari penularan. Sementara itu, sebagian besar kasus justru berasal dari pekerja dewasa yang melakukan aktivitas di dalam hutan, terutama di wilayah Sotek.
“Untuk di IKN sendiri tidak ada. Jadi untuk yang di IKN itu sendiri tidak ada, yang mayoritas tertular itu orang dewasa, jadi rata-rata pekerja yang di hutan terutama di Sotek untuk mencari kayu,” ujar Penata Kelola Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) PPU, Harjito Ponco Waluyo.
Hingga pertengahan 2025, sebanyak 83 kasus malaria telah tercatat di PPU. Namun, dari jumlah tersebut, sebagian besar bukan berasal dari komunitas umum atau permukiman padat, melainkan dari kelompok pekerja hutan. Mereka umumnya bergerak di sektor pencarian kayu maupun kegiatan pemeliharaan vegetasi yang kerap menembus wilayah-wilayah hutan primer dan sekunder.
“Kalau di IKN tidak ada kasusnya untuk pekerja IKN, baik itu mencari hasil kayu maupun membuka lahan baru untuk sawit,” tambah Harjito.
Data tersebut menunjukkan bahwa pembangunan kawasan IKN, meski berada di wilayah yang berdekatan dengan zona hutan, belum memberikan kontribusi kasus malaria berarti. Sebaliknya, sektor-sektor informal yang bekerja di area terpencil dan minim intervensi kesehatan menjadi sumber risiko yang lebih besar.
Dalam rincian kasus, Harjito mengungkap bahwa “kalau yang dari pekerja sawit itu sedikit ya, ini dari 83 itu hampir 80 persen pekerja perawat hutan,” tuturnya.
Perawat hutan yang dimaksud mencakup tenaga kerja harian atau kelompok tani hutan yang melakukan perawatan bibit, pembersihan lahan, hingga aktivitas pengawasan jalur distribusi hasil hutan bukan kayu.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.