Dailykaltim.co – Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung Panen Raya Nasional di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Kegiatan ini menjadi simbol keberhasilan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Panen raya ini tidak hanya dilaksanakan di Majalengka, melainkan juga digelar serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam menjaga stabilitas produksi pangan dan mendorong terwujudnya swasembada.
Dukungan terhadap program ini tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan potensi luas panen nasional pada April 2025 mencapai 1.595.583 hektare. Estimasi produksinya mencapai 8.631.204 ton gabah kering giling (GKG), atau setara 4,97 juta ton beras. Bahkan, secara kumulatif produksi Januari–April 2025 tercatat sebesar 13.948.785 ton GKG, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Menanggapi pencapaian tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kinerja semua pihak, khususnya para petani, yang dinilainya sebagai aktor utama keberhasilan ketahanan pangan nasional.
“Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang telah bekerja keras, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, jajaran pemerintah, dan tentu saja para petani. Saudara-saudara petani adalah tulang punggung bangsa. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI,” tegas Presiden Prabowo di Majalengka.
Presiden juga mengaitkan keberhasilan produksi pangan dengan kondisi harga bahan pokok yang relatif stabil selama Ramadan dan Idulfitri. Ia menyebut kestabilan harga tersebut sebagai hasil dari sinergi antara pemerintah pusat dan para petani di lapangan.
“Banyak negara saat ini kekurangan beras, harga pangan menjulang. Bahkan di negara terkaya sekalipun, telur langka. Tapi kita, Alhamdulillah, sekarang ekspor telur dan harganya turun. Ini berkat kerja keras semua pihak. Ini hasil kebijakan yang masuk akal dan kesungguhan kita untuk membela rakyat,” tambah Presiden.
Berdasarkan sebaran produksi, sebanyak 14 provinsi utama menyumbang hampir 91,42 persen dari total produksi nasional bulan ini. Kontribusi terbesar datang dari Jawa Timur, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat turut memberi andil signifikan dengan total produksi sebesar 7,89 juta ton GKG dari luas panen 1,43 juta hektare.
Meskipun capaian tersebut menggembirakan, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan berhenti sampai di sini. Ia menyoroti pentingnya keberlanjutan melalui program-program strategis, seperti perluasan lahan sawah, distribusi pupuk, pemanfaatan teknologi pertanian, hingga penguatan koperasi desa.
“Saya ingin jadi Presiden yang berhasil menjaga harga pangan. Saya ingin rakyat kita menikmati protein yang cukup, harga yang terjangkau. Kita ingin desa punya gudang, cold storage, apotek murah, dan truk pengangkut hasil panen. Kita ingin petani hidup makmur,” ujarnya penuh semangat.
Pernyataan Presiden turut diperkuat oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menilai bahwa kebijakan pemerintah telah membawa dampak positif langsung bagi kesejahteraan petani.
“Terima kasih dari petani Indonesia. Harga gabah naik Rp6.500 per kilogram. Dan ini kebahagiaan petani seluruh Indonesia. Ada 100 juta petani yang berterima kasih kepada Bapak Presiden. Kemudian juga terima kasih atas kebijakan pupuk yang lebih sederhana. Tadi kami keliling, petani berterima kasih karena mendapatkan pupuk lebih mudah dibanding sebelumnya,” ujar Mentan Amran.
Lebih lanjut, Amran menjelaskan bahwa distribusi pupuk kini dapat dilakukan secara langsung dari pabrik ke kelompok tani (Gapoktan), berkat Instruksi Presiden. Ia juga menyoroti keberhasilan program pompanisasi yang mampu meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa sebesar 2,8 juta ton, meski di tengah tekanan cuaca ekstrem El Nino. Data BPS bahkan mencatat lonjakan produksi sebesar 52 persen sepanjang Januari hingga Maret.
Menutup rangkaian acara, Presiden Prabowo kembali menyampaikan komitmennya untuk menjadikan petani sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
“Kami bangga mengabdi kepada rakyat. Tidak ada panggilan lebih mulia daripada membela petani. Karena itu, petani harus dimuliakan. Harus makmur. Dan kami akan buktikan itu bersama-sama,” tegas Presiden Prabowo.
Dengan pijakan yang kuat dan kolaborasi lintas sektor, pemerintah optimistis bahwa Indonesia dapat terus melangkah menuju swasembada pangan berkelanjutan. Langkah ini diharapkan mampu menjawab tantangan global melalui keberanian, inovasi, dan kerja kolektif seluruh bangsa.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.