Dailykaltim.co, Penajam – Di balik geliat aktivitas penangkapan ikan di perairan Penajam Paser Utara (PPU), sebuah kekhawatiran jangka panjang mulai mencuat. Meski hari ini tangkapan nelayan masih tergolong cukup, namun indikasi penurunan populasi ikan secara perlahan telah menjadi catatan tersendiri.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Perizinan, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskan) PPU, Lomo Sabani, menyebut bahwa dampak dari penangkapan berlebih atau over fishing baru akan terasa nyata dalam satu dekade mendatang.
“Mungkin kalau tahun depan di PPU sendiri belum terlalu terasa, mungkin 10 tahun ke depan dampaknya akan terasa ke anak cucu kita. Jadi jangka panjang,” ujar Lomo.
Pernyataan itu mencerminkan kekhawatiran mendalam atas eksploitasi sumber daya laut yang kian intens. Peningkatan jumlah kapal tangkap, penggunaan teknologi canggih, dan minimnya pembatasan alat tangkap dinilai bisa mempercepat penurunan stok ikan di laut PPU.
Namun, karena dampaknya tidak langsung terlihat dalam jangka pendek, isu ini kerap kali luput dari perhatian banyak pihak, termasuk nelayan sendiri.
“Kalau di PPU berdasarkan laporan nelayan selama ini mengatakan iya, walaupun mereka dengan alasan ada penangkapan skala besar,” kata Lomo menjelaskan kesaksian lapangan yang ia terima.
Laporan dari nelayan mengindikasikan bahwa wilayah tangkapan kini semakin menjauh. Untuk mendapatkan hasil yang sama, nelayan harus melaut lebih lama dan menempuh jarak lebih jauh.
Fenomena ini menandakan adanya tekanan terhadap populasi ikan di perairan yang sebelumnya menjadi zona tangkap utama. Beberapa nelayan bahkan menyebut mulai berkurangnya spesies ikan tertentu yang dulu mudah ditemukan di wilayah pesisir.
“Jadi ikannya mulai habis dan wilayah tangkapnya semakin jauh. Tetapi kalau secara signifikan, belum ada laporan. Ini juga bersinggungan dengan aktivitas di laut,” tutupnya.
[RRI | ADV DISKOMINFO PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.