Dailykaltim.co, Balikpapan – Penguatan layanan kesehatan primer menjadi sorotan utama dalam Semiloka Nasional V yang digelar Asosiasi Puskesmas Indonesia (Apkesmi) di Balikpapan, Kalimantan Timur. Forum yang dibuka secara resmi pada Kamis, 24 Juli 2025 di Hotel Gran Senyiur ini menjadi ruang strategis bagi para pelaku layanan kesehatan untuk memperkuat peran Puskesmas sebagai garda terdepan sistem kesehatan nasional.
Kegiatan tersebut menghadirkan 541 peserta dari berbagai daerah, meliputi tenaga kesehatan dan pengelola fasilitas layanan primer di seluruh Indonesia.
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo mewakili Gubernur Kalimantan Timur dan Wali Kota Balikpapan, menyampaikan apresiasinya terhadap peran Apkesmi dalam merancang agenda konsolidasi nasional ini.
“Acara ini bukan sekadar konsolidasi gagasan, tetapi tonggak komitmen kita bersama dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, merata, dan manusiawi,” ujarnya.
Bagus Susetyo menekankan bahwa integrasi menjadi elemen kunci dalam transformasi layanan primer, mencakup pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terhubung. Ia juga menyoroti inisiatif pemerintah daerah seperti program “GratisPol”, yang menyediakan layanan BPJS kelas III gratis untuk masyarakat Kalimantan Timur, termasuk program serupa yang telah berjalan selama empat tahun di Balikpapan.
Ketua Umum Apkesmi, Kusnadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penguatan Puskesmas dari sisi sarana, sumber daya manusia, dan anggaran adalah prasyarat penting agar layanan primer berjalan optimal.
“Kita butuh wadah diskusi dan silaturahmi antarsesama rekan Puskesmas. Dengan Puskesmas kuat, masyarakat akan sehat. Kalau masalah selesai di Puskesmas, rumah sakit tidak akan penuh sesak,” ujarnya.
Dengan mengusung visi “Apkesmi Melesat: Puskesmas Kuat, Indonesia Sehat,” Kusnadi menyoroti beban regulasi yang terus bertambah, mulai dari akreditasi hingga program Klinik Merah Putih, yang menuntut kecepatan dan ketahanan organisasi.
“Puskesmas saat ini dituntut untuk berlari, bukan berjalan kaki. Kami tidak bisa lemah. Kita harus kuat dan bergerak cepat,” katanya.
Dalam sesi pemaparan, Dewan Pakar Apkesmi, Prof. Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., MDM., menyoroti adanya ketimpangan antara pertumbuhan ekonomi nasional dan indeks pembangunan manusia (IPM). Menurutnya, peran Puskesmas sangat strategis dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul dan sehat.
“Ekonomi kita masuk 20 besar dunia, tapi IPM kita peringkat 112. Ini akibat ketimpangan yang tinggi. Puskesmas punya peran strategis untuk memastikan rakyat sehat sejak lahir hingga lanjut usia,” katanya.
Prof. Ede juga mencatat bahwa peringkat sistem kesehatan Indonesia meningkat secara perlahan dalam dua dekade terakhir, dari posisi 92 pada 2000 menjadi 87 pada 2023 versi WHO.
“Artinya kita hanya naik satu peringkat setiap lima tahun. Ini tantangan dan sekaligus ladang amal kita semua. Karena itu, Puskesmas harus melesat,” ujarnya menutup presentasi.
Semiloka ini diikuti oleh perwakilan Puskesmas dari seluruh penjuru Tanah Air, dari Aceh hingga Papua. Apkesmi berharap kegiatan ini mampu mempercepat integrasi layanan primer dan meningkatkan daya saing sistem kesehatan menuju Indonesia Emas 2045.
Usai pembukaan resmi, Wakil Wali Kota bersama tamu undangan turut meresmikan Apkesmi Expo 2025 yang menampilkan beragam produk alat kesehatan dan hasil UMKM lokal Balikpapan. Ia juga mencoba langsung alat pemeriksaan gula darah di salah satu stan pameran.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.