Dailykaltim.co – Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras. Keputusan ini bertujuan untuk mendukung Perum Bulog dalam menyerap produksi dalam negeri dan berfungsi sebagai jaring pengaman harga bagi para petani.
Kebijakan ini diambil karena harga gabah sering kali berfluktuasi akibat musim panen. Saat panen raya, harga gabah cenderung anjlok karena pasokan melimpah, namun akan naik kembali saat musim paceklik hingga panen berikutnya.
“Penetapan HPP menjelang panen raya sangat penting bagi para petani. Ini memberikan kepastian harga bagi Bulog dalam penyerapan produksi, dan terbukti mampu menjaga harga di tingkat produsen agar tidak jatuh terlalu dalam saat panen raya,” ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi.
Dalam publikasi “Evaluasi Statistik Harga Produsen Gabah 2023” yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2024, disebutkan bahwa persentase kasus harga gabah di bawah HPP sepanjang 2023 relatif lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan harga jual gabah dan permintaan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
BPS melaporkan bahwa persentase tertinggi harga gabah di bawah HPP terjadi pada April 2023, mencapai 22,75 persen di tingkat petani. Persentase ini menurun secara bertahap hingga Desember 2023, menjadi hanya 0,12 persen. Persentase ini lebih rendah dibandingkan tahun 2022.
Untuk tahun 2024, menurut Kerangka Sampel Area (KSA) BPS pada pengamatan Mei, produksi beras tertinggi diperkirakan terjadi pada April 2024 dengan 5,31 juta ton. Sementara itu, puncak produksi beras pada 2023 terjadi pada Maret dengan 5,13 juta ton.
Berdasarkan data KSA BPS pengamatan Mei, proyeksi produksi beras pada Juni 2024 mencapai 2,02 juta ton, naik menjadi 2,19 juta ton pada Juli, dan 2,67 juta ton pada Agustus. Menurut berita resmi statistik BPS yang diterbitkan pada 1 Juli 2024, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) pada April 2024 adalah Rp 5.686 per kilogram dengan kadar air 20,74 persen, dan mulai mendekati HPP pada Juni 2024 dengan harga Rp 6.171 per kilogram dengan kadar air 19,68 persen.
“Pada 2024 ini, tantangannya lebih besar. Terjadi kemunduran panen raya yang biasanya di Maret menjadi April. Oleh karena itu, pada awal April kami menerapkan kebijakan fleksibilitas HPP gabah menjadi Rp 6.000 per kilogram. Ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang menekankan agar harga petani saat panen raya tidak merosot tajam,” jelas Arief.
[RRI]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.