Dailykaltim.co, Kaltim – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai memproyeksikan tanaman aren sebagai salah satu komoditas andalan baru. Potensi ini dibahas dalam Rapat Pembahasan Rencana Investasi dan Pengembangan Aren yang digelar Dinas Perkebunan Kaltim di Ruang Rapat Hevea, Jumat, 8 Agustus 2025.
Pertemuan tersebut menjadi forum strategis yang mempertemukan pemerintah daerah, investor, dan pemangku kepentingan untuk membahas peluang, tantangan, dan strategi pengembangan aren, komoditas bernilai ekonomi tinggi yang memiliki prospek cerah di masa depan.
Plt. Kepala Disbun Kaltim, Andi Siddik, memaparkan kondisi terkini sektor perkebunan di Kaltim. Dari total luas 1,62 juta hektare komoditas perkebunan pada 2023, kelapa sawit mendominasi hingga 90,51 persen. Namun, aren yang baru tercatat seluas 1.132 hektare dengan produksi 504,3 ton per tahun dinilai berpotensi besar untuk dikembangkan.
“Aren adalah tanaman bernilai ekonomi tinggi, sumber bahan pangan seperti gula, kolang-kaling, pati, dan juga energi bioetanol yang lebih ekonomis dibandingkan tanaman penghasil karbohidrat lainnya,” kata Andi.
Ia menambahkan, Kaltim memiliki Kebun Sumber Benih aren unggul di Kutai Timur dan Kutai Kartanegara yang dapat menjadi modal awal pengembangan.
Dari pihak investor, perwakilan PT Agro Kencana Sakti, Didi Amista, memaparkan rencana pengelolaan lahan seluas sekitar 20 ribu hektare di Kutai Barat, dengan 15 ribu hektare lahan efektif yang siap ditanami. Dari luasan tersebut, 2.000–3.000 hektare akan dialokasikan untuk koperasi atau korporasi petani, sementara lahan gambut 5 ribu hektare akan dikonservasi.
“Kami sudah membangun demplot pengembangan aren seluas 195 hektare di Sangkulirang, serta menyiapkan pusat pelatihan pembibitan dan pengolahan hasil di Handil Terusan, Kutai Kartanegara,” ujar Didi.
Ia juga mendorong pembentukan Masyarakat Aren Indonesia (MAI) dengan pusat kepengurusan di Kaltim untuk memperkuat kelembagaan.
Rapat yang dihadiri pejabat eselon III, tim perencanaan, dan FKPB Disbun Kaltim ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, di antaranya inventarisasi peluang investasi aren, verifikasi data lahan gambut, kajian ekonomi dan bisnis, serta kolaborasi dengan investor untuk menyerap hasil panen petani binaan.
“Harapan kami, aren tidak hanya menjadi komoditas alternatif, tetapi mampu mengangkat kesejahteraan petani dan mendukung diversifikasi ekonomi daerah,” tutur Andi.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.