Dailykaltim.co – Kementerian PPN/Bappenas terus mendorong peningkatan daya saing sumber daya manusia sebagai bagian dari upaya mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Salah satu langkah strategis dilakukan melalui kerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam pengembangan tanaman herbal tropis yang dinilai potensial sebagai fondasi kemandirian sektor kesehatan nasional.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyampaikan inisiatif ini dalam pertemuan dengan Rektor UNS Hartono dan jajaran pimpinan universitas di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tanaman herbal dinilai mampu mendukung program swasembada pangan dan hilirisasi sumber daya alam berkelanjutan sebagaimana diarahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
“Pengembangan tanaman herbal tidak boleh berhenti hanya pada tahap hilirisasi. Sudah saatnya kita bergerak lebih jauh—bukan sekadar menginspirasi, tetapi mewujudkan secara konkret. Tanaman herbal harus dikembangkan secara komprehensif, tidak hanya sebagai obat bagi manusia, tetapi juga untuk hewan dan ternak,” ujar Rachmat.
Bappenas menilai Tropical Herbs Development Center (THDC) UNS sebagai salah satu pusat studi yang memiliki kapasitas dan rekam jejak signifikan. Pusat tersebut telah menjalin kolaborasi dengan industri farmasi, menghasilkan lebih dari 120 publikasi internasional, 13 paten, dan 7 produk herbal yang telah dihilirisasi.
Ke depan, pemerintah akan mendorong THDC menjadi pusat unggulan internasional di bidang tanaman obat dan aromatik. Dukungan akan mencakup penguatan riset multidisiplin, laboratorium terakreditasi, serta pemanfaatan rumah sakit pendidikan UNS sebagai pusat pengobatan herbal berbasis bukti ilmiah.
“Pendekatan yang kita lakukan di sini harus berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta didukung oleh jejaring kolaborasi yang kuat. Dengan landasan tersebut, seluruh kegiatan yang dilakukan—baik riset, pengembangan, hingga komersialisasi—akan memiliki arah yang jelas, bernilai tambah tinggi, dan relevan secara nasional maupun global. Jika momentumnya tepat dan aktornya solid, ini bisa menjadi terobosan besar dalam pembangunan kesehatan dan ketahanan hayati nasional,” tambah Rachmat.
Kolaborasi antara Kementerian PPN/Bappenas dan UNS menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional. Pemerintah juga menempatkan kekayaan hayati Indonesia sebagai sumber daya strategis dalam pengembangan sektor kesehatan, industri obat tradisional, dan biofarmasi.
Kementerian PPN/Bappenas berkomitmen untuk terus mendorong integrasi antara ilmu pengetahuan, kebijakan publik, dan keterlibatan industri. Tujuannya agar pengembangan tanaman herbal tropis tidak hanya memperkuat ketahanan kesehatan dalam negeri, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.