Dailykaltim.co – Pemerintah mendorong percepatan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan menyalurkannya langsung ke pasar, bukan semata mengandalkan bazar atau operasi pasar. Langkah ini diharapkan dapat membuat beras subsidi pemerintah lebih cepat sampai ke tangan masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menilai pasar merupakan jalur distribusi yang paling efektif untuk menyalurkan beras SPHP.
“Kami minta SPHP disalurkan langsung ke pasar. Kalau lewat bazar, prosesnya terlalu lambat,” ujar Zulkifli dalam Rapat Koordinasi Tata Kelola Perberasan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025.
Menurut Zulkifli, saat ini penyaluran beras SPHP telah mencapai 2.500 ton per hari. Namun, angka tersebut dinilai masih jauh dari ideal.
“Saat saya keliling, SPHP belum sepenuhnya sampai karena butuh persiapan. Idealnya, bisa tersalurkan 10 ribu ton per hari sehingga sebulan mencapai 300 ribu ton,” katanya. Peningkatan volume distribusi ini direncanakan berjalan seiring dengan penyerapan gabah petani pada musim panen gadu September mendatang.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan pihaknya telah menyiapkan empat skema percepatan penyaluran SPHP. Skema pertama melalui pengecer pasar yang menggunakan aplikasi SPHP dengan kewajiban mengikuti aturan yang berlaku.
“Yang pertama ke pengecer-pengecer pasar. Itu mereka menggunakan aplikasi SPHP, jadi pengecer-pengecer tersebut itu harus mengikuti aturan SPHP,” ujar Rizal di Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.
Skema kedua dilakukan melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP), disesuaikan kebutuhan daerah. Skema ketiga memanfaatkan koperasi di kementerian, lembaga pemerintah, serta koperasi TNI/Polri. Skema keempat melibatkan jaringan koperasi di BUMN, seperti PT Pos, ID FOOD, dan PTPN. Hingga pekan pertama Agustus 2025, Bulog mencatat penyaluran SPHP mencapai 18.500 ton, dengan target 1,5 juta ton hingga akhir tahun.
Meski demikian, Rizal mengakui penyaluran melalui aplikasi menghadapi kendala. Beberapa pengecer belum terbiasa mengoperasikan aplikasi, bahkan ada yang terkendala perangkat gawai.
“Memang satu, karena semua ini menggunakan aplikasi, kan tidak semuanya langsung bisa cepat. Namanya, mohon maaf, kan perlu sosialisasi. Kadang-kadang kita bantu lewat teman-teman cabang Bulog di wilayah untuk membantu mereka menggunakan aplikasi itu,” jelasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga tengah mengkaji rencana penghapusan kelas beras premium dan medium. Zulkifli menyebut pembahasan dengan jajaran menteri dan pemangku kepentingan telah dilakukan, namun hasilnya akan dilaporkan terlebih dahulu kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Ya, kami sudah rapat. Tentu nanti kami akan lapor kepada Pak Presiden dulu, ya,” ujarnya.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.