Dailykaltim.co, Penajam – Penyaluran benih dalam program brigade pertanian kembali menjadi sorotan para petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Program yang seharusnya mempercepat musim tanam kedua (MT 2) tahun ini justru menghadapi hambatan serius: benih belum juga tersedia di saat lahan sudah mulai diolah.
“Memang masih ada yang harus kita sedikit koreksi terkait program brigade. Tadi baru saja disampaikan oleh teman-teman di lapangan, karena bibit dari brigade belum hadir,” kata Anggota DPRD PPU, Sujiati, saat ditemui usai kunjungan ke Desa Gunung Mulia.
Ia menilai kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Sebab, waktu yang tersedia untuk memulai tanam sangat terbatas, terutama karena sebagian besar petani masih mengandalkan sistem tadah hujan. Penundaan bibit berisiko membuat seluruh proses MT 2 gagal total apabila musim kering tiba sebelum benih sempat ditanam.
“Yang kita khawatirkan, ketika bibit itu nanti datang kita enggak bisa tanam, karena kita hanya mengharapkan tadah hujan,” ujarnya.
Menurutnya, jika distribusi benih masih tertunda hingga bulan Juni atau Juli, maka petani dipastikan kehilangan momentum tanam. Kondisi tanah yang sudah terolah tidak akan lagi bisa dimanfaatkan karena kurangnya pasokan air.
“Kalau di bulan 6 atau 7 jelas kita sudah enggak bisa tanam karena kering. Tetapi kalau saat ini, saat yang tepat untuk kita melakukan penanaman,” sambungnya.
Sujiati menjelaskan, para petani sudah memulai proses pengolahan lahan sejak awal April. Namun hingga kini, benih yang dijanjikan melalui program brigade belum juga didistribusikan. Padahal sebagian besar kelompok tani telah mempersiapkan lahannya, dan bahkan ada yang mulai menyemai sendiri secara mandiri.
“Jadi, makanya kendala masyarakat kita saat ini adalah di benih. Ini tanah sudah mulai diolah, tetapi benihnya belum ada. Jadi para petani ini meminta diadakan diskusi terkait benih ini,” tutur Sujiati.
Ia menganggap pemerintah daerah seharusnya lebih responsif dalam menyesuaikan waktu tanam dengan kondisi lapangan. Apalagi program brigade bersifat terjadwal dan berbasis kelompok, sehingga ketepatan waktu distribusi menjadi krusial.
Untuk menyelesaikan persoalan ini, Sujiati menyatakan akan segera menjalin komunikasi dengan pihak kementerian terkait, agar distribusi benih tidak lagi terhambat akibat masalah teknis atau birokrasi.
“Makanya nanti juga kita komunikasikan kembali ke kementerian, agar gimana bibit ini dapat segera hadir,” tegasnya.
[RRI | ADV DPRD PPU]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.