Dailykaltim.co, Nusantara – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) kini mulai menunjukkan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar. Tak hanya fokus pada infrastruktur, IKN juga membuka peluang baru melalui pengembangan sektor alternatif seperti budidaya lebah madu kalulut yang dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi menjadi komoditas unggulan daerah.
Potensi tersebut mengemuka dalam gelaran Honey Fest, bagian dari rangkaian Nusantara Food Festival (NFF) yang berlangsung di Sentra Massa, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, pada Sabtu–Minggu (25–26 Oktober 2025). Acara ini diselenggarakan oleh Otorita IKN bekerja sama dengan Asosiasi Perlebahan Indonesia sebagai upaya memperkenalkan potensi ekonomi baru berbasis lingkungan dan edukasi.
Melalui kegiatan ini, masyarakat diajak mengembangkan inovasi produk turunan lebah sekaligus menjadikan perlebahan sebagai bagian dari destinasi wisata edukatif berkelanjutan. Inisiatif tersebut diharapkan mendorong tumbuhnya ekonomi lokal yang ramah lingkungan serta menciptakan sumber penghidupan baru bagi warga di sekitar kawasan IKN.
Rangkaian Honey Fest menampilkan beragam aktivitas seperti pameran produk olahan madu, kelas memasak berbahan madu, talkshow bersama praktisi perlebahan, hingga terapi sengat lebah. Tak hanya itu, dilakukan pula penanaman pohon pakan lebah di Embung H KIPP IKN oleh Asosiasi Perlebahan Indonesia bersama insan Otorita IKN.
Direktur Ketahanan Pangan Otorita IKN, Setia Lenggono, menyebut kegiatan tersebut sebagai langkah nyata memperkuat ketahanan pangan sekaligus memberdayakan UMKM lokal.
“Agenda ini dilakukan sebagai upaya nyata untuk memastikan visi IKN sebagai forest city dapat diwujudkan melalui pengembangan budidaya lebah. Lebah sebagai hewan penyerbuk memiliki fungsi penting dalam menjaga kelestarian ekosistem kawasan hutan. Artinya lebah tidak hanya menghasilkan produk pangan sehat dan berkualitas bagi warga kota, seperti madu, propolis, bee pollen, lilin lebah, royal jelly hingga untuk kosmetik, namun juga dapat memastikan keberlanjutan lingkungan hutan yang lestari,” ujar Lenggono.
Pendekatan ini menjadi bagian dari strategi Otorita IKN dalam mewujudkan konsep forest city, yaitu kota yang tumbuh seiring dengan kelestarian alam. Melalui integrasi sektor perlebahan dalam tata kelola lingkungan, IKN berupaya menumbuhkan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan konservasi.
Potensi ekonomi madu di kawasan Nusantara juga mendapat dukungan dari kalangan pelaku usaha dan pemerhati lingkungan. Ketua Umum Asosiasi Perlebahan Indonesia, Hariyadi Budi Susanto, menyebut wilayah IKN memiliki kondisi alam ideal untuk pengembangan peternakan lebah secara berkelanjutan.
“Wilayah IKN punya potensi luar biasa untuk pengembangan peternakan lebah. Harapannya, pembangunan IKN juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya melalui penguatan ekonomi berbasis sumber daya lokal,” ungkapnya.
Sinergi lintas sektor antara Otorita IKN, masyarakat, dan pelaku usaha menjadi kunci agar pembangunan ibu kota baru tidak semata berorientasi pada fisik, tetapi juga menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dan ekonomi hijau berkelanjutan. Dengan 75 persen kawasan hijau yang tetap dijaga, Nusantara berpotensi menjadi sentra utama produksi madu nasional di masa depan.
Kehadiran sektor madu dan produk turunannya kini menjadi simbol manis dari kolaborasi antara alam, masyarakat, dan pembangunan — mencerminkan visi IKN sebagai kota berdaya, lestari, dan ramah lingkungan.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.
