Dailykaltim.co – Sejarah baru diplomasi budaya Indonesia tercipta di panggung dunia. Untuk pertama kalinya, bahasa Indonesia digunakan secara resmi sebagai bahasa kerja dalam Sidang Umum ke-43 UNESCO yang berlangsung di Kota Samarkand, Uzbekistan. Momen bersejarah ini menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia kian diakui perannya dalam percakapan global lintas bangsa.
Peristiwa penting itu ditandai dengan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, yang menyampaikan Pernyataan Nasional Indonesia dalam bahasa Indonesia di hadapan para delegasi negara anggota UNESCO.
“Bunga selasih mekar di taman, petik setangkai buat ramuan. Terima kasih saya ucapkan, atas kesempatan menyampaikan pernyataan,” ujar Menteri Mu’ti.
Dalam pidatonya, Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi atas dukungan UNESCO dan negara-negara anggota yang pada 20 November 2023 telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja ke-10 di lembaga internasional tersebut.
“Bahasa Indonesia telah lama menjadi jembatan kesatuan di seluruh kepulauan Indonesia, yang memiliki lebih dari 17.000 pulau, 700 bahasa lokal, dan 1.300 etnik. Kini bahasa Indonesia kembali mengukuhkan eksistensinya di dunia internasional sebagai jembatan pengetahuan antarbangsa,” ujarnya.
Menurut Mu’ti, pengakuan ini bukan sekadar prestasi diplomatik, melainkan penguatan posisi bahasa Indonesia sebagai sarana diplomasi kebudayaan dan pendidikan dunia. Ia menekankan bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk membangun kolaborasi antarbangsa di bidang pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan.
Menutup pernyataannya, Abdul Mu’ti kembali menyampaikan pantun yang menggambarkan semangat perdamaian dan persaudaraan antarbangsa.
“Dari Jakarta ke Samarkand, kota bersejarah nan menawan. Jika manusia bergandeng tangan, dunia indah penuh kedamaian,” tutupnya.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam forum internasional sekelas UNESCO menandai langkah strategis pemerintah dalam menginternasionalisasi bahasa Indonesia sebagai bahasa diplomasi, ilmu pengetahuan, dan perdamaian dunia. Momen ini juga mempertegas posisi Indonesia sebagai bangsa yang aktif mempromosikan nilai-nilai kebudayaan dan keberagaman di tataran global.
Dengan pengakuan tersebut, bahasa Indonesia kini tidak hanya menjadi simbol identitas nasional, tetapi juga alat diplomasi lunak (soft power) yang memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung nilai persatuan, toleransi, dan kemanusiaan di tengah dinamika dunia modern.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.
