Dailykaltim.co – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dilakukan secara intensif selama 24 jam di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, berhasil mengurangi kejadian hujan hingga 97 persen.
Operasi ini bertujuan untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur penting di kawasan tersebut, termasuk Istana Kepresidenan, Bandar Udara VVIP IKN, dan Jalan Tol menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara.
“Alhamdulillah operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan BMKG sejak Juli lalu berhasil mengurangi kejadian hujan yang turun hingga 97 persen, sementara 3 persennya adalah hujan yang masih terjadi namun lebih bersifat lokal dengan intensitas ringan dan durasi yang singkat, yaitu berkisar 1 jam,” ungkap Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, pada Senin (5/8/2024).
Dwikorita menyatakan bahwa keberhasilan OMC ini memungkinkan berbagai proyek di IKN dapat dikerjakan lebih maksimal dan optimal.
Dukungan BMKG dalam pembangunan IKN juga mencakup penyediaan data dan informasi cuaca serta iklim yang dimanfaatkan instansi lain untuk berbagai kegiatan pembangunan di IKN.
Sementara itu, Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa pada periode 4-18 Juli, rasio keberhasilan OMC hanya mencapai 70 persen (29 jam hujan dari total 186 jam operasional).
Namun, pada periode selanjutnya, yaitu 19 Juli – 2 Agustus, rasio keberhasilan meningkat menjadi 97 persen (hanya 6 jam hujan dari total 354 jam operasional). OMC dilakukan 24 jam non-stop untuk mengurangi potensi hujan di kawasan IKN, termasuk kawasan inti pusat pemerintahan, kawasan inti, dan kawasan penyangga.
“Ada tiga pesawat, yaitu satu unit Casa 212 – 200 milik TNI Angkatan Udara, dan dua unit Cessna Caravan 208B milik PT Smart Cakrawala Aviation yang digunakan untuk mencegat awan hujan masuk di kawasan IKN, yang diterbangkan dari Samarinda dan Balikpapan,” paparnya.
Seto menjelaskan, BMKG sebagai pelaksana OMC bertugas menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan menggunakan bahan semai NaCl maupun CaO. Bahan semai ini kemudian diangkut dengan pesawat TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk disemai secara manual di atas awan target.
Penyemaian awan atau cloud seeding dilakukan di awan-awan hujan cumulus dengan tujuan mempercepat proses hujan sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur.
Seto menyebutkan bahwa meskipun sebagian besar wilayah Indonesia saat ini memasuki musim kemarau, kawasan IKN unik karena mengalami hujan sepanjang tahun, sehingga dikenal dengan istilah kemarau basah.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa berdasarkan data curah hujan selama 30 tahun (1991-2020), diketahui bahwa pola hujan di Ibu Kota Nusantara memiliki karakteristik hujan dengan intensitas >150 mm/bulan sepanjang tahun.
“Sementara disebut musim kemarau apabila jumlah curah hujan dalam satu dasarian kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek,” ujarnya.
Guswanto menyatakan bahwa selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi, dengan kemungkinan hujan ringan hingga sedang.
“Saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada periode musim kemarau, bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau,” pungkasnya.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.