Dailykaltim.co – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) terus memperkuat program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui sosialisasi Ruang Bersama Indonesia (RBI). Program ini dikembangkan sebagai kelanjutan dari Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (D/K-RPPA) guna menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Salah satu lokasi yang dikunjungi dalam rangka sosialisasi ini adalah Kelurahan Petompon di Kota Semarang. Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menilai sinergi berbagai pihak di wilayah tersebut menjadi modal kuat dalam mengembangkan RBI.
“Kemen PPPA tengah mengembangkan program Ruang Bersama Indonesia yang merupakan kelanjutan program Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (D/K-RPPA). Semangatnya sama yaitu untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak, dimulai dari desa/kelurahan,” ujarnya.
Melalui RBI, pemerintah ingin memperkuat komitmen lintas sektor, termasuk kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, media, lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan, serta lembaga profesi agar lebih terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
“Ini semua dilakukan agar Indonesia Emas 2045 dapat dicapai,” katanya.
Menteri PPPA mengapresiasi peran aktif masyarakat dan perangkat kelurahan dalam mewujudkan pemberdayaan perempuan di Petompon. Ia menilai, berbagai program yang dijalankan, seperti pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta urban farming, membuktikan bahwa perempuan mampu mandiri secara ekonomi. Selain itu, upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah ini juga telah berjalan dengan baik.
“Saya mengapresiasi upaya perangkat kelurahan dan motivasi kuat setiap warga, khususnya para perempuan di Kelurahan Petompon sehingga setiap program yang ditujukan untuk memberdayakan perempuan dapat terwujud,” ujarnya.
Menteri PPPA berharap keberhasilan Petompon dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengimplementasikan program serupa. Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung tumbuh kembang anak-anak di seluruh Indonesia.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gurnayanti Rahayu, menyampaikan bahwa Kota Semarang telah menjalankan berbagai program yang berpihak pada perempuan dan anak. Kelurahan Petompon dan Tanjung Mas menjadi pelopor Kelurahan Ramah Perempuan dan Anak (KRPPA).
“Salah satu program unggulan di Petompon adalah pemberdayaan perempuan melalui UMKM dan urban farming, yang bertujuan meningkatkan kemandirian ekonomi perempuan,” ungkapnya.
Selain itu, Kota Semarang juga mengembangkan Rumah Duta Revolusi Mental, sebuah inovasi yang fokus pada pencegahan bullying dan kekerasan terhadap perempuan dengan pendampingan dari psikolog. Sejak 2024, program ini telah menangani sekitar 10.000 kasus kekerasan.
Dalam kunjungannya, Menteri PPPA berdiskusi dengan berbagai kelompok masyarakat. Salah satunya adalah Ika, fasilitator KRPPA, yang menuturkan bahwa Kota Semarang merupakan satu-satunya kota yang secara sukarela mengajukan diri sebagai proyek percontohan KRPPA.
“Dalam program ini, banyak kegiatan difasilitasi, seperti pemberdayaan UMKM, pelatihan literasi keuangan, serta sosialisasi tentang KDRT yang dilakukan hingga tingkat RT,” jelasnya.
Kota Semarang juga memiliki forum Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak (JPPA). Ketua JPPA, Fauzan, menyebutkan bahwa saat ini terdapat 16 kecamatan dan 177 kelurahan yang membentuk JPPA dan aktif dalam upaya pencegahan kekerasan.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.