Dailykaltim.co – Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito, menegaskan bahwa cakupan Revolusi Mental kini diperluas dengan fokus pada Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa.
Pernyataan tersebut disampaikan Warsito saat memberikan pidato utama dalam Rapat Koordinasi bertema Transformasi Revolusi Mental Menuju Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa di Jakarta.
“Hal-hal yang masih kurang akan diperkuat misalnya aspek pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik, ujar Warsito dalam keterangan resmi yang diterima pada Kamis, 2 Januari 2025.
Warsito menjelaskan bahwa Kemenko PMK telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) selama satu dekade terakhir. Evaluasi ini mencakup pemetaan persoalan, intervensi, hingga indikator keberhasilan dan akan menjadi parameter dalam satu kesatuan penguatan karakter serta jati diri bangsa, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Rapat koordinasi tersebut bertujuan membangun kesepahaman di antara setiap pemangku kepentingan guna memperkuat fondasi karakter dan jati diri bangsa. Fokus utamanya adalah membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi untuk menghadapi tantangan global, tetapi juga memiliki etika dan moralitas yang kuat.
“Ini menjadi momentum penting transformasi GNRM menjadi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa. Kita akan bersama-sama mengawal gerakan ini dan kita segera tindaklanjuti dengan dukungan regulasi, perumusan parameter, dan kerja sama yang lebih intensif untuk penguatan karakter dan jati diri bangsa,” kata Warsito.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami, yang hadir secara daring menegaskan bahwa kemajuan bangsa tak hanya ditentukan oleh pembangunan fisik dan ekonomi, melainkan juga oleh aspek sosial dan budaya.
“Dimensi pembangunan nonfisik (mentalitas, karakter, nilai/norma, etika) menjadi penting dan akan menjadi indikator capaian pembangunan sosial-budaya suatu bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP, Muhammad Sabri, mengajak seluruh peserta rakor untuk menyatukan pemahaman tentang ide fundamental bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
“Kita harus satu frekuensi dan menegaskan bahwa karakter bangsa Indonesia ya karakter Pancasila, jadi tidak perlu mencari-cari karakter lainnya. Itu sudah jelas,” kata Sabri.
Ia menjelaskan bahwa Pancasila memiliki tiga dimensi pembangunan: keyakinan, pengetahuan, dan keteladanan. Dimensi pertama, yang berkaitan dengan keyakinan, menekankan pentingnya penanaman nilai Pancasila lintas generasi melalui pendidikan. Pada dimensi pengetahuan, Sabri menegaskan perlunya gerakan berbasis epistemologi Pancasila untuk memproduksi dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Terakhir, dimensi keteladanan menuntut para penyelenggara negara menjadi contoh dalam menerapkan etika moral yang baik di tengah masyarakat.
Rapat ini diharapkan merumuskan langkah konkret untuk memperkuat karakter dan jati diri bangsa, serta memastikan nilai-nilai Pancasila terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.