Dailykaltim.co – Ritual Bakar Batu di masyarakat Papua, yang dikenal sebagai simbol perdamaian, harus terus dipertahankan karena merupakan kearifan lokal yang mampu menyelesaikan konflik yang terjadi.
“Ritual Bakar Batu ini adalah simbol perdamaian yang sangat membanggakan bagi saya. Saya merasa bangga menjadi bagian dari warga Papua,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar.
Abdul Halim sempat merekam video vlog yang menunjukkan partisipasinya dalam ritual Bakar Batu, sambil menyapa sahabat desa secara luas, terutama saat berada bersama puluhan warga lokal.
“Sahabat desa, saya sedang menyaksikan proses yang sangat menarik dan terkenal di Papua, yaitu Bakar Batu,” tuturnya.
“Di sini ada bakar daging sapi, ayam, dan singkong. Salam dari Wamena,” tambah Mantan Ketua DPRD Jawa Timur itu.
Menurut Abdul Halim, tradisi ini sangat menarik dan harus terus dilestarikan agar warisan nenek moyang kita tidak hilang seiring waktu.
Dalam proses Bakar Batu, masyarakat terlibat dengan tugas masing-masing, seperti membawa sayur-sayuran, rumput, batu, serta menyiapkan lubang.
Setelah semua persiapan selesai, termasuk pemotongan daging, warga beramai-ramai melakukan pembakaran secara serentak.
Setelah prosesi ini, Mendes PDTT melanjutkan kunjungannya untuk meninjau unit-unit Madrasah dan Sekolah yang tidak jauh dari lokasi pembakaran batu tersebut.
Dia mengapresiasi Masjid dan Gereja yang berdiri berdampingan serta memuji kerukunan dan keberagaman budaya serta agama warga setempat dengan menyebut Walesi sebagai miniatur Indonesia.
[RRI]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.