Dailykaltim.co – Matcha, bubuk teh hijau khas Jepang, kini menjelma dari minuman tradisional menjadi ikon gaya hidup global. Kaya nutrisi dan sarat sejarah, matcha tidak hanya menawarkan cita rasa khas, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam yang merefleksikan keseimbangan antara kesehatan, keindahan, dan ketenangan batin. Popularitasnya melampaui batas Asia, merambah berbagai kafe, restoran, hingga dapur rumah tangga di seluruh dunia.
Teh hijau telah lama menjadi bagian penting dari budaya minum di Asia, terutama Jepang dan Tiongkok. Salah satu variannya yang kini mendunia adalah matcha. Minuman ini berasal dari daun teh hijau berkualitas tinggi yang diolah menjadi bubuk halus. Popularitasnya tidak hanya berkat tren hidup sehat, tetapi juga karena nilai budaya dan sejarahnya yang panjang.
Matcha mulai dikenal di Jepang pada abad ke-12 melalui para biksu Buddha Zen. Mereka meminumnya untuk meningkatkan konsentrasi dan menjaga kewaspadaan selama meditasi panjang. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi upacara minum teh yang sarat makna filosofis, melambangkan ketenangan, keharmonisan, dan kesederhanaan.
Keistimewaan matcha berawal dari metode budidaya yang unik. Sekitar tiga hingga empat minggu sebelum panen, tanaman teh Camellia sinensis ditutupi kain khusus untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung—sebuah teknik yang dikenal sebagai shading. Cara ini meningkatkan kadar klorofil dan L-theanine, menghasilkan daun berwarna hijau pekat dengan cita rasa umami yang khas.
Setelah dipetik, daun teh dikukus untuk menghentikan oksidasi, lalu dikeringkan dan digiling halus menggunakan batu granit tradisional. Penggilingan lambat ini menjaga suhu tetap rendah, mempertahankan rasa dan kandungan nutrisinya. Tidak seperti teh hijau seduh biasa, matcha dikonsumsi sepenuhnya dalam bentuk bubuk, sehingga seluruh zat aktif terserap tubuh.
Matcha dikenal memiliki konsentrasi antioksidan yang sangat tinggi, terutama katekin jenis epigallocatechin gallate (EGCG) yang bermanfaat dalam pencegahan kanker, penurunan berat badan, dan kesehatan jantung. Studi yang dimuat dalam Journal of Chromatography A menunjukkan kandungan antioksidan matcha jauh melampaui teh hijau biasa.
Kandungan L-theanine bekerja sinergis dengan kafein untuk meningkatkan fokus tanpa memicu kegelisahan. Efeknya memberikan energi stabil tanpa “crash” seperti kopi. Antioksidan, vitamin C, dan vitamin E di dalamnya juga mendukung kesehatan kulit, membantu mempertahankan elastisitas dan kelembapan, serta melindungi dari penuaan dini.
Keunikan matcha terletak pada kemampuannya beradaptasi dalam berbagai hidangan. Dari minuman tradisional hingga inovasi kuliner seperti matcha latte, es krim, pancake, smoothie bowl, hingga energy balls. Di kafe modern, matcha sering dipadukan dengan susu almond atau diolah menjadi minuman fusion yang memikat pencinta tren kuliner.
Bagi masyarakat Jepang, matcha bukan sekadar bahan makanan, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual. Dalam upacara minum teh, setiap gerakan memiliki makna filosofis yang mencerminkan keharmonisan, penghormatan, kemurnian, dan ketenangan. Prosesi ini kerap dipandang sebagai bentuk meditasi yang menekankan fokus pada momen kini, tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad dan tetap relevan di era modern.
Hari ini, matcha tak hanya menjadi ikon kesehatan, tetapi juga simbol perpaduan antara tradisi dan inovasi. Proses produksinya yang cermat, kandungan gizi yang unggul, serta perannya di ranah kuliner menjadikannya salah satu teh hijau paling bernilai di dunia. Di balik popularitas globalnya, matcha tetap membawa pesan warisan budaya Jepang: meneguk kesehatan sembari merayakan ketenangan jiwa.
[UHD]
*Dapatkan berita pilihan terbaru setiap hari dari Dailykaltim.co. Informasi terbaru juga dapat dilihat dan diikuti di seluruh media sosial Dailykaltim.co termasuk Instagram, Facebook, X (twitter), Tiktok dan Youtube.